Wernher von Braun dilahirkan pada tanggal 23 Maret 1912 di kota Wirsitz, Posen, Jerman. Ia terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Baron Magnus Von Braun dan Baroness Emmy Von Quistorp. Ayahnya merupakan politisi dan bankir yang sukses, sedangkan ibunya merupakan astronom amatir yang sangat mencintai astronomi. Dari ibunyalah von Braun akhirnya memimpikan kemungkinan menjelajahi angkasa. Ibunya menghadiahkan sebuah teleskop kepada von Braun ketika ia diterima sebagai anggota jemaat Gereja Lutheran.
Ketika berusia tiga belas tahun, von Braun membaca sebuah buku berjudul The Rocket into Planetary Space. Buku tersebut ditulis oleh seorang perintis roket dari Rumania dan mengupas mengenai kemungkinan dilakukannya perjalanan antarplanet. Buku inilah yang memberi inspirasi bagi von Braun. Hanya saja, untuk memahami buku ini dibutuhkan pengetahuan matematika, sesuatu yang menjadi kelemahan von Braun. Maka, ia pun giat mempelajari matematika dan fisika dengan serius.
Pada tahun 1930, von Braun masuk ke Institut Teknologi Charllotenburg di Berlin. Di sana ia bergabung dengan Society for Space Travel, perkumpulan yang memiliki minat dalam pengembangan roket penjelajah angkasa luar. Di situlah ia bertemu dengan Oberth. Bahkan von Braun sempat menjadi asisten Oberth dan mereka berhasil mengembangkan mesin roket kecil. Pada tahun 1932, von Braun mendapat gelar B.Sc. dari Institut Teknologi Charllotenburg. Dan empat tahun kemudian, ia mendapat gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari Universitas Berlin.
Setelah sejak 1932 Perkumpulan Perjalanan Angkasa kehabisan dana, sumbangan Kantor Ordonansi Tentaralah yang memungkinkan von Braun terus melakukan penelitian. Namun pada tahun 1934, karyanya disita sebagai akibat peraturan yang melarang penelitian roket selain dari dinas militer.
Pada tahun itu pula von Braun direkrut oleh lembaga riset Angkatan Bersenjata Jerman, untuk mengadakan riset tentang roket, guna memantapkan Hitler melangkah ke Perang Dunia II. Riset ini bersifat rahasia dan diadakan di Kepulauan Borkum, Laut Utara, lalu pindah ke Peenemunde di Kepulauan Usedom, Baltik. Mereka berhasil mengembangkan roket A-3 dengan tinggi 137 cm dan berstabilisasi giroskopis, yang berhasil diluncurkan dengan ketinggian 2 km. Roket A-3 masih mengalami perkembangan sampai menjadi A-4 atau dikenal juga dengan V-2 (Vengeance Weapon Number 2).
Roket A-4 pertama kali diluncurkan dan diarahkan kota London pada tanggal 7 September 1944. Sebanyak 4.320 roket ditembakkan ke London, menewaskan 2.511 orang dan melukai sedikitnya 6.000 orang. Karena merasa penelitiannya telah disalahgunakan oleh pihak militer Jerman, von Braun kemudian menolak bekerja sama. Akibat penolakan tersebut, von Braun dan dua orang rekannya dijebloskan ke penjara pada tahun 1944. Akan tetapi, von Braun dilepaskan dari penjara karena Hitler menyadari bahwa pengembangan roket tidak akan berjalan tanpa ahlinya.
Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, von Braun dan anggota penelitiannya menyerahkan diri ke AS, dengan anggapan pemerintah AS akan lebih bijaksana dalam menggunakan hasil penelitiannya. Selain itu, von Braun juga beranggapan bahwa AS merupakan negara yang paling mungkin menggunakan kemampuannya untuk penjelajahan ruang angkasa.
Mereka tiba di AS tanggal 20 Juni 1945. Saat itu, von Braun beserta 126 stafnya (disebut Peenemunders) ditempatkan di Fort Bliss, Texas dan diminta terus mengembangkan roket V-2. Dua tahun kemudian pada 1 Maret 1947, von Braun menikah dengan sepupunya berusia 18 tahun, Maria Von Quirstorp. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Dan pada tahun 1955, von Braun dan 40 orang lainnya resmi menjadi warga negara Amerika pada tahun 1955.
Von Braun tinggal di di Huntsville, Alabama selama dua puluh tahun (1950-1970). Di kota ini von Braun mendirikan institusi riset di Universitas Alabama, Huntsville, Pusat Roket dan Antariksa Alabama dan von Braun Civic Center. Dalam sebuah majalah ilmiah bernama Collier, edisi 22 Maret 1952, von Braun menulis sebuah artikel yang menarik berjudul Crossing the Last Frontier. Di sini ia menuangkan mimpinya tentang pembuatan stasiun antariksa yang berada di bulan dan planet Mars.
Peluncuran Sputnik pada tanggal 4 Oktober 1957 oleh pihak Uni Soviet, memicu pemerintah AS membentuk NASA pada Oktober 1958. Dan von Braun diangkat sebagai direktur pusat penerbangan angkasa. Hal ini tentu saja memberikan kebebasan baginya untuk mewujudkan impiannya sejak awal, yaitu penjelajahan angkasa, melebihi pengembangan senjata.
Roket Redstone merupakan salah satu roket yang dikembangkan von Braun dan teman-temannya. Roket ini diluncurkan bersama astronotnya, Alan B. Shepherd pada tahun 1961. Dan von Braun terus melakukan pengembangan serangkaian roket khusus untuk penerbangan berawak. Dari serangkaian pengembangan tersebut, lahirlah roket Saturnus 1, Saturnus 1B, dan Saturnus V. Bahkan von Braun terlibat dalam proyek penerbangan berawak: Mercury, Gemini, dan Apollo.
Pada akhir tahun 1968 Apollo 8 meluncur meninggalkan orbit bumi, mengitari bulan dan kembali ke bumi. Kemudian Neil dan rekannya Edwin "Buzz" Aldrin berhasil mendarat di Bulan dengan pesawat Apollo 11 tepatnya pada tanggal 20 Juli 1969. Proyek Apollo sendiri ditutup pada proyek Apollo 17. Setelah keberhasilan program Apollo, von Braun mengundurkan diri dari NASA pada tahun 1972 dan menjadi seorang pengusaha di perusahaan Fairchild, Germantown, Maryland sambil mempromosikan pendirian National Space Institute.
Pada tanggal 16 Juni 1977, von Braun menutup usia di Alexandria, Virginia, AS karena kanker. Ia meninggalkan seorang istri, tiga anak, dua saudara, dan sejumlah karya tentang penjelajahan antariksa.
Meskipun telah menjadi seorang ilmuwan yang menonjol akibat proyek pendaratan di bulan, von Braun tidak pernah sekalipun meninggalkan Tuhan dalam penelitiannya. Dia adalah salah satu dari sekian banyak ilmuwan lain yang menentang aliran rasionalis ilmiah dan teori evolusioner. Von Braun memandang Alkitab sebagai "pernyataan hakikat dan kasih Allah". Ia menulis:
"Manned space flight is an amazing achievement, but it has opened for mankind thus far only a tiny door for viewing the awesome reaches of space. An outlook through this peephole at the vast mysteries of the universe should only confirm our belief in the certainty of its Creator. I find it as difficult to understand a scientist who does not acknowledge the presence of a superior rationality behind the existence of the universe as it is to comprehend a theologian who would deny the advances of science."
(Penerbangan ruang angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang menakjubkan, tetapi sampai sekarang ia hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat ruang angkasa yang sangat luas. Suatu pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan iman kita akan kepastian adanya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya untuk mengerti seorang ilmuwan yang tidak mengakui adanya Allah yang Mahatahu di belakang alam semesta ini, seperti seorang teolog yang menyangkal adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan alam.)
Dirangkum dari:
Hefley, James C. 2000. Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan
Kristus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 145 -- 147.
Lamont, Ann. 1999. Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Hlm. 294 -- 305.
Taufiq. 2006. "Wernher Von Braun (1912-1977): Memodernkan Roket
untuk Menjelajah Antariksa", dalam Pikiran Rakyat, 20 Juli 2006.
Artikel di atas hadir dalam Buletin Elektronik Biografi Kristiani Edisi 009, April 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar