Life Is Beautiful

Selasa, 07 September 2010

Biografi Blaise Pascal

Blaise Pascal adalah seseorang yang hidupnya merupakan tanggapan terhadap apa yang telah diwahyukan kepadanya: "Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, bukan Allah para filsuf dan ahli. Kepastian, rasa, kebahagiaan, damai. Allah dari Yesus Kristus."

Blaise Pascal (1623 -- 1662) adalah salah seorang saintis ternama pada masanya. Lahir di Clermont-Ferrand, Prancis, ia dididik ayahnya dan terbukti cemerlang dalam matematika. Salah satu hasilnya adalah teori untuk barometer. Ia merintis teori probabilitas dan menghasilkan kalkulator pertama. Melalui suatu kelompok religius yang disebut kaum Jansenis, Pascal dan keluarganya dipertobatkan pada komitmen religius yang serius.

Para Jansenis merupakan gerakan religius yang diilhami oleh Cornelius Jansen yang semula adalah Uskup Katolik di Ypres. Ia memerhatikan ketidakmurnian moral di dalam gereja dan bahwa gereja telah meninggalkan ajaran Agustinus mengenai rahmat. Selama hidupnya, ada pertikaian keras antara kaum Jansenis dan kaum Yesuit. Pascal mempertahankan kaum Jansenis dengan suatu seri surat anonim yang disebut Provincial Letters. Surat-surat ini merupakan sindiran keras terhadap kaum Yesuit. Pascal memosisikan diri sebagai penulis dalam suatu tulisan lokal yang penuh teka-teki mengenai peristiwa-peristiwa di Paris kepada seorang teman di pedesaan. Di dalam surat itu, ia menyerang norma-norma moral rendah yang diizinkan oleh imamat Yesuit.

BUDI DAN HATI

Karya-karya terbesar Pascal di dalam Thoughts atau Pensees-nya, diterbitkan pada tahun 1670 yang sering ditulis pada potongan-potongan kertas jelek. Karya-karya itu dimaksudkan untuk dibaca oleh para skeptik dan rasionalis.

Salah satu dari "pemikiran" Pascal yang paling terkenal disebut taruhan. Kita semua harus menambatkan nasib kita pada pandangan dunia tertentu. Pascal mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Apakah ada Allah atau tidak? Apakah ada sesuatu seperti hidup kekal? Kemudian ia mengatakan bahwa budi tidak dapat memecahkan permasalahan, tetapi meskipun begitu, orang harus memutuskan bagaimana harus hidup. Maka, kita harus bertaruh demi satu jalan atau yang lain. Apa taruhannya? Kita bertaruh dengan hidup kita yang singkat. Kita mungkin menang, di mana kita memperoleh kebahagiaan abadi. Atau, bila kita terbukti salah dan kematian nyata merupakan pembinasaan, apa ruginya? Seluruh hal yang dapat hilang adalah hidup dosa, tetapi masih memperoleh sifat baik. Ia menyimpulkan bahwa orang yang sehat dan bijak harus mempertaruhkan hidupnya pada klaim-klaim kristianitas.

Tentu saja terdapat lubang-lubang di dalam penalaran Pascal. Ia mengandaikan hanya ada dua taruhan: menjadi seorang Kristen atau tidak. Karena manusia tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya, menurut Pascal, harus ada suatu jumlah tak terbatas pilihan yang mungkin dalam pelbagai jawaban dan pengalaman religius.

Pascal menarik sebagai pemikir karena sebagai ilmuwan ia hanya memberi peran kecil pada filsafat dan "budi" bila sampai pada masalah kenyataan:

"Langkah terakhir budi adalah pengenalan bahwa ada jumlah benda yang tak terbatas yang berada di luarnya. Benar-benar lemahlah bila 'budi' tidak menyadari hal itu."

Sebagai ilmuwan, Pascal memusatkan pendekatan objektif, eksperimental melawan deduksi filosofis para pendahulunya. Ia menekankan pentingnya pengalaman dalam iman, dan imannya sendiri muncul dari penemuan pribadinya akan Allah: "Hati mempunyai dasar-dasarnya yang tidak diketahui sama sekali oleh 'budi'."

Pascal tidak mendorong orang untuk mencoba memahami Allah secara rasional. Ia yakin Allah paling baik dimengerti sebagaimana di dalam Yesus Kristus.

Bila "budi" kodrati diandalkan sebagai satu-satunya sarana memahami, ia membuat manusia menjadi otonom atau independen. Individu menjadi mengatur diri, dan bebas untuk melakukan apa pun yang diinginkan dengan Allah. Pandangan ini sangat populer di dalam dunia Barat modern; banyak di antara kalian membaca buku ini mungkin setuju. Tetapi ini bukanlah satu-satunya pandangan.

SEJUMLAH TULISAN PASCAL LAINNYA

On the Conversion of a Sinner (Sur la conversion du pecheur, 1653) Pascal memberikan garis besar proses pertobatan seseorang. Manusia menyadari bahwa segala hal duniawi akan binasa sedangkan kebaikan Ilahi tidak akan sirna. Oleh karena itu, pencarian akan Allah diawali dengan berbagai aspek penciptaan sampai seseorang menemukan Allah itu sendri. Dalam penemuan akan Allah, manusia akan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa. Hal ini akan mendorongnya untuk menyembah-Nya, bersyukur, berusaha menyenangkan-Nya, dan terus memohon petunjuk dari-Nya.

Abridgement of the Life of Christ (Abrege de la vie de Jesus-Christ, 1655) Karya ini memaparkan bahwa manusia tidak dapat menuliskan sejarah suci sampai keempat rasul dianugerahi wahyu untuk melakukannya. Suatu kronologi yang disusun sebaik nubuatan akan Kristus turut disertakan dalam karya ini.

On the Comparison Between the Christians of Early Times and Those of Today (Comparaison des chretiens des premiers temps avec ceux d'aujourd'hui, 1657) Pascal menyatakan bahwa kualitas orang-orang Kristen kontemporer lebih rendah daripada orang-orang Kristen pada abad mula-mula. Ia mengemukakan alasannya, yaitu bahwa orang-orang Kristen kontemporer dibaptis ketika masih anak-anak dan tidak menerima pengajaran rohani dan rasa menyesal akan dosa yang dibutuhkan dalam baptisan pada masa kekristenan awal. Tanpa pengajaran seperti ini, orang-orang percaya pada masa ini tidak akan pernah sungguh-sungguh melepaskan dunia.

On the Geometrical Mind (De l'Esprit geometrique, 1658) Bagian pertama esai ini menggambarkan bagaimana geometri terdiri dari definisi akan segala hal dan bagaimana manusia begitu direndahkan oleh posisinya dalam dunia yang sedemikian luas, menurut jumlah dan pergerakannya. Bagian kedua menjelaskan secara detail seni persuasif, yang bertujuan menjelaskan seluruh terminologi dan kemudian membuktikan segala sesuatu yang dapat dibuktikan sesuai definisi terminologi tersebut. Pascal meyakini bahwa metode geometrik sejalan dengan logika dan retorika tradisional.

Prayer Asking God for the Right Use of Illness (Priere pour demander a Dieu le bon usage des maladies, 1658) Pascal memulai tulisan ini dengan meminta anugerah, pertobatan, penyesalan dosa, cinta kasih, dan harapan akan berkat. Pascal memercayai bahwa penyakitnya merupakan hukuman akan perbuatannya di masa lalu, suatu teguran bahwa hal-hal duniawi dapat binasa. Pascal berharap bahwa penyakitnya merupakan gambaran penderitaan Kristus.

Writing on the Signing of the Formulary (Ecrit sur la signature du formulaire, 1661) Pascal mengutarakan tiga cara untuk menjawab dakwaan Paus terhadap Jansenis: tanda tangani dakwaan tersebut, dengan demikian mendakwa Jansenis, Santo Augustinus, dan doktrin anugerah yang mujarab; tanda tangani, tapi eksklusifkan doktrin Jansenis, yang artinya menyelamatkan Jansenis dan anugerah yang mujarab; atau tanda tangani tanpa menjelaskan doktrin mana yang tidak berguna dan dianggap menjijikkan.

Diambil dan diedit seperlunya dari: Goodwin, Evan. "Blaise Pascal's Works". Dalam http://www.littlebluelight.com/lblphp/works.php?ikey=22. Smith, Linda dan William Raeper. 2001. Ide-Ide: Filsafat dan Agama Dulu dan Sekarang. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 148 -- 149.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar