Dwight Lyman Moody dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1837 di Northfield Massachusetts. Dia baru saja berusia empat tahun saat ayahnya, seorang tukang batu bata, meninggal. Ditinggalkan bersama sembilan orang anak yang masih berusia di bawah tiga belas tahun, Betsey Moody sepenuhnya berkewajiban untuk memberi makan dan pakaian, serta membesarkan anak-anaknya yang amat banyak. Akibatnya, pendidikan yang diperoleh Dwight mungkin hanya setara dengan pendidikan hingga kelas lima Sekolah Dasar zaman sekarang.
Keinginan terbesar Dwight muda adalah pergi dari kota kecil Northfield dan menjadi orang kaya. Dia meninggalkan rumah saat berusia tujuh belas tahun untuk bekerja pada painannya di Boston sebagai pedagang sepatu. Tetapi keinginan sang paman agar Dwight mengikuti sekolah minggu, tempat para guru menantang para remaja untuk mempercayai Kristus sebagai pengampun dosa, membuka jalan bagi perubahan hidup Dwight.
Dwight senang bekerja sebagai penjual sepatu. Dia mempunyai keahlian alami dalam berdagang. Namun, Boston terlalu sesak bagi dirinya. Pada tahun 1856, saat dia berusia dua puluh tahun, Dwight pergi ke barat menuju Chicago tempat dia bekerja bagi C. E. Wisall, seorang pengusaha sepatu. Kali ini dia berambisi untuk mengumpulkan uang sebanyak 100.000 dolar. Beberapa tahun kemudian, Dwight berkeliling Midwest untuk memperkenalkan sepatu Wisell -- tetapi dia selalu kembali ke Chicago untuk mengantar anak-anak mengikuti misi sekolah minggu, akhirnya jumlah anak-anak itu dapat mencapai lebih dari seribu orang. Dia ikut berperan dalam mengurus sekolah minggu itu.
Salah seorang pekerja sekolah minggu, Emma Revell, menarik perhatian Moody. Dia mengumumkan pertunangannya dengan Emma, yang baru berusia enam belas tahun dengan pernyataan sederhana bahwa dirinya "tidak akan bersedia lagi untuk mengawal wanita muda lain pulang ke rumah"!
Moody muda menyadari minimnya pendidikan dan pengetahuan Alkitab yang dimilikinya sehingga dia merasa tidak dapat memenuhi syarat untuk menjadi seorang guru. Tetapi saat dirinya diminta untuk membantu pelayanan kunjungan ke rumah-rumah, Moody dengan enggan menemani seorang guru sakit-sakitan bernama Pak Hibbert yang ingin memenangkan jiwa setiap murid putri di kelasnya bagi Kristus sebelum dirinya meninggal. Pertobatan dan kembalinya "anak-anak perempuan kumuh" ini bagi Kristus berpengaruh besar dalam diri Moody sehingga dia berhenti menjual sepatu dengan tujuan "bekerja sepenuhnya bagi pelayanan Kristen".
The Young Man's Christian Association (YMCA) menunjuk Moody sebagai misionaris. Selama masa Perang Sipil, dia menjadi pendeta YMCA yang ditempatkan di pos tentara dekat Chicago. (Moody tidak ikut serta menjadi tentara karena dia berpendapat bahwa merampas hidup orang lain merupakan tindakan yang salah.) Di tengah masa perang, dia menikahi Emma Revell (saat itu berusia dua puluh tahun) dan dua tahun kemudian mereka mendapatkan seorang putri, yang juga diberi nama Emma.
Selama beberapa tahun berikutnya, Dwight Moody yang penuh semangat dan inovatif, membantu membuat misi sekolah minggunya berkembang menjadi Illinois Street Independent Church (Gereja Mandiri Jalan Illinois), mendaftar sebagai murid sekolah seminari, dan dipilih menjadi pemimpin YMCA Chicago.
Karena kerendahan hatinya untuk memulai menjalankan hidup hemat, kerja keras, dan ikatan keluarga yang erat, Moody berhasil mendekati rakyat jelata dan selalu memiliki rasa kasihan pada kaum miskin. Tetapi dia pun terkenal di antara pengabar Injil kaya yang membantu pelayanannya.
Tahun 1867, Moody menghabiskan waktu empat bulan untuk berkunjung dan berbicara di YMCA Inggris. Saat berada di Inggris, dia bertemu dengan dua orang yang beriman teguh, Charles Spurgeon dan George Muller. Dia juga bertemu dengan Pendeta Henry Varley, yang menantang Moody dengan perkataan, "Dunia ini belum melihat tindakan yang dapat Tuhan lakukan melalui seorang pria yang sepenuhnya mengabdi kepada-Nya." Kata-kata ini sangat memengaruhi Moody sehingga dia berjanji untuk menjadi pria seperti itu.
Tahun 1870, pada Pertemuan Internasional YMCA, dia mendengar nyanyian seorang penyanyi lagu pujian yang bernyanyi dengan suara amat mengesankan. Dia mengajak Ira Sankey untuk bergabung dengan dirinya dan menjadi pemimpin musik; selama dua dekade selanjutnya "Moody dan Sankey" menjadi terkenal sebagai tim pengabar Injil dunia.
Pada tanggal 8 Oktober 1871, Kebakaran Besar Chicago menghancurkan rumah baru Moody, Aula Farwell YMCA yang didirikan atas bantuan Moody, dan Gereja Jalan Illinois. Awalnya dia merasa terguncang, tetapi kemudian Moody segera menyadari bahwa tumbangnya pelayanan organisasinya di Chicago sebagai sebuah kesempatan untuk terjun sepenuhnya dalam pelayanan pengabaran Injil.
Dimulailah era kampanye pengkotbah-pengkotbah besar, dimulai di Inggris Raya (Inggris, Skotlandia, dan Irlandia).
Kampanye berikutnya membawa dia kembali ke Inggris Raya (seluruhnya tujuh kali), ke New England, Meksiko, Kanada, Amerika Serikat bagian barat, Eropa, Holy Land (Tanah Suci) -- dan seterusnya sampai dia meninggal pada akhir abad ke-19.
Pada tahun 1876, dia membeli sebidang lahan di Northfield, Massachusetts, tempat ibunya masih tinggal. Di tempat ini dia menghabiskan bulan-bulan musim panas, menikmati waktu bersama anak-anaknya dan kemudian cucu-cucunya. Walaupun Moody hanya mengenyam sedikit pendidikan, dia berhasil mendirikan dua sekolah di daerah ini: Sekolah Seminari Putri Northfield dan Sekolah Putra Gunung Hermon.
Sementara itu di Chicago, seorang wanita bernama Emiline Dryer mendapat penglihatan mengenai sekolah Alkitab bagi orang awam. Dia ingin Moody, yang ahli dalam berorganisasi dan mencari dana, membuat penglihatan itu menjadi sebuah kenyataan. Institut Alkitab Chicago dibuka secara resmi pada tahun 1889; setelah Moody meninggal, nama institut tersebut diubah menjadi Institut Alkitab Moody.
Moody juga membantu dalam mendirikan dua perusahaan percetakan, yaitu Fleming H. Revell (diberi nama sesuai dengan nama saudara laki-laki Emma, yang menerbitkan banyak khotbah Moody), dan Bible Institute Colportage Association (Asosiasi Kolportase Institut Alkitab (kemudian berubah nama menjadi Moody Press).
Tahun 1892, saat berada di atas kapal Spree dalam perjalanan kembali menuju Amerika Serikat bersama anaknya Will, sebuah kecelakaan yang hampir berakibat fatal terjadi di laut. Hal ini mengakibatkan Moody melipatgandakan waktu berkhotbahnya -- walaupun dokter telah menasihatinya untuk mengurangi kegiatan. Moody beralasan, waktu sangat singkat! Orang-orang terhilang masih banyak! Bagi dirinya, yang terpenting hanyalah bekerja bagi Kristus. Hal ini membuat dirinya mengadakan kampanye besar selama Pekan Raya Sedunia Chicago pada tahun berikutnya -- enam bulan lamanya ia berkhotbah dengan menyewa tenda Sirkus Adam Forepaugh. Putra bungsunya, Paul, yang saat itu baru berusia lima belas tahun, menemanipya selama kampanye ini.
Moody adalah seorang pria dengan sekumpulan hal yang tampak bertentangan. Tanpa mengenyam cukup pendidikan, dia berhasil mendirikan tiga sekolah. Dia berkhotbah bagi ribuan orang di seluruh dunia, tetapi dia diingat oleh anak-anaknya sebagai ayah yang tetap memerhatikan keluarga. Dia berpelukan dengan negarawan, namun memiliki perhatian khusus pada para pemuda-dan kuda-kuda. Dia senang membuat lelucon sederhana; saat di rumah dia memakai "pakaian tidak layak pakai", menunggang kuda, dan mengendarai kereta dengan kecepatan sangat berbahaya mengelilingi lahannya di Northfield. Salah seorang putranya berkata bahwa dia adalah "Peter Pan gemuk dan berjanggut, seorang anak' laki-laki yang tidak-pernah sungguh-sungguh menjadi dewasa."
Sesaat sebelum abad baru dimulai, jantung lemahnya memaksa Moody untuk segera mengakhiri perjalanan pengkhotbahannya. Pada usia enam puluh dua tahun, dia meninggal, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1899, di rumahnya di Northfield, tempat dia dikuburkan.
Diedit seperlunya dari:
Judul artikel | : Bahaya di Ujung Tali Akrobat |
Judul asli artikel | : Danger on the Flying Trapeze |
Penulis | : Dave dan Neta Jackson |
Penerjemah | : Lie Ping |
Penerbit | : Gospel Press, Batam Center 2004 |
Halaman | : 169 -- 175 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar