Life Is Beautiful

Sabtu, 18 September 2010

Biografi Orville & Wilbur Wright ( penemu teknik pesawat terbang)


ORVILLE WRIGHT 1871-1948 & WILBUR WRIGHT 1867-1912

Lantaran hasil karya kedua bersaudara ini saling berkaitan satu sama lain, mereka tercantum berbarengan dalam daftar urutan buku ini dan ihwal keduanya pun akan dipaparkan dalam satu nafas. Wilbur Wright lahir tahun 1867 di kota Millville, Indiana. Orville Wright –adiknya– lahir tahun 1871 di kota Dayton, Ohio. Kedua anak laki ini duduk di perguruan tinggi tetapi tak satu pun peroleh ijazah.
Keduanya punya bakat di bidang mekanika dan keduanya tertarik dengan masalah menerbangkan manusia ke udara. Di tahun 1892 mereka membuka toko, menjual, membetulkan, dan membikin sepeda. Usaha ini mendatangkan dana untuk melanjutkan niatnya: penyelidikan sektor aeronautik. Kakak-beradik ini asyik menekuni karya-karya peminat aeronautik lain seperti: Otto Lilienthal, Octave Chanute dan Samuel P. Langley. Di tahun 1899 mereka mulai bekerja ke arah penerbangan sendiri. Pada bulan Desember 1903, sesudah kerja keras selama empat tahun lebih sedikit, hasil usahanya berhasil dengan gemilang.
Orang mungkin heran kepada Wright bersaudara mampu menciptakan prestasi yang gagal dilakukan orang-orang lain. Ada beberapa sebab yang membuat mereka berhasil. Pertama, dua kepala tentu lebih efektif dari satu kepala. Wright bersaudara senantiasa bekerja sama dan tunjang-menunjang dengan amat serasi dan sempurna. Kedua, mereka dengan cekatan mengambil keputusan bahwa mereka pertama mempelajari bagaimana cara terbang sebelum mencoba membikin pesawat. Sepintas lalu hal ini rasanya bertentangan menurut ukuran umum: bagaimana bisa belajar terbang jika belum ada pesawat terbang? Jawabnya adalah, Wright bersaudara belajar terbang dengan menggunakan pesawat peluncur. Mula-mula mereka mengamati cara kerja layang-layang, kemudian peluncur. Tahun berikutnya mereka membawa pesawat peluncur ukuran besar ke Kitty Hawk, di Carolina Utara, cukup untuk ditumpangi dan dapat mengangkat seorang manusia. Pesawat ini dicoba. Tampaknya hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Mereka bikin dan coba pesawat peluncur lengkap di tahun 1901 dan disusul dengan pembikinan tahun 1902. Pesawat peluncur ketiga ini merupakan gabungan dari pelbagai penemuan-penemuan penting mereka. Beberapa paten dasar, digunakan tahun 1903, berkaitan dengan pesawat peluncur itu ketimbang pesawat terbang pertama mereka. Mengenai pesawat peluncur ketiga itu mereka telah lebih dari seribu kali mengangkasa dengan berhasil. Kedua bersaudara Wright telah merupakan pilot pesawat peluncur terbaik dan paling berpengalaman di dunia sebelum mereka mulai membikin pesawat udara bermesin.
Pengalaman mengudara dengan pesawat peluncur merupakan inti sukses ketiga mereka yang amat penting. Banyak orang yang sebelumnya sudah pernah mencoba membikin pesawat punya kekhawatiran utama bagaimana hasil ciptaannya tinggal landas. Wright bersaudara dengan tepat menyadari bahwa masalah pokok adalah bagaimana mengawasi pesawat sesudah berada di udara. Karena itu, sebagian besar waktu dan perhatian mereka tumpahkan pada soal bagaimana mencapai kestabilan pesawat ketika sudah terbang. Mereka berhasil menciptakan tiga jenis alat pokok untuk mengawasi pesawat, dan inilah yang membuat mereka berhasil dalam peragaan.
Wright bersaudara juga memberi sumbangan penting dalam hal perancangan sayap. Mereka sadar, data-data sebelumnya yang sudah disiarkan, tidak bisa dijadikan pegangan. Karena itu mereka menciptakan sendiri lorong-lorong angin dan dicoba terhadap lebih dari dua ribu macam bentuk permukaan sayap. Inti utama dari percobaan ini adalah, kedua bersaudara itu mampu membikin bagan sendiri, memaparkan tentang tekanan udara terhadap sayap tergantung pada bentuk sayap itu. Keterangan ini kemudian digunakan dalam tiap pembuatan sayap pesawat terbang.
Disamping semua hasil penemuan mereka, kedua bersaudara Wright ini tak bakal bisa sukses berhasil bilamana mereka tidak tampil pada saat yang tepat dalam sejarah. Percobaan penggunaan penerbangan dengan mesin pada paruh pertama abad ke-19 jelas cenderung ke arah gagal. Mesin uap jelas terlampau berat untuk penggunaan penerbangan. Pada saat kedua bersaudara Wright muncul, mesin pemroses pembakaran sudah diketemukan orang. Tetapi, mesin ini hanya untuk pemakaian secara umum, terlalu berat untuk digunakan dalam penerbangan pesawat. Ketika tak ada satu pabrik pun yang sanggup merancang mesin yang cukup ringan, kedua bersaudara Wright (dengan bantuan seorang ahli mesin) merancang sendiri. Ini menunjukkan kegeniusan mereka karena walaupun dalam tempo relatif singkat toh mereka mampu merancang mesin yang lebih unggul dari hampir semua bikinan pabrik lain. Tambahan pula, Wright bersaudara merancang sendiri baling-baling. Salah satu yang mereka pergunakan di tahun 1903, 66% berhasil.
Penerbangan pertama dilakukan tanggal 17 Desember tahun 1903 di Kill Devil Hill dekat Kitty Hawk, Carolina Utara. Masing-masing kedua bersaudara itu melakukan dua penerbangan pada hari itu. Penerbangan pertama, yang dilakukan Orville Wright berlangsung 12 detik dan mencapai jarak 120 kaki. Penerbangan terakhir, yang dilakukan Wilbur Wright, berlangsung 59 detik dan mencapai ketinggian 852 kaki. Pesawatnya yang mereka namakan Flyer I (kini terkenal dengan julukan Kitty Hawk) memakan ongkos pembuatan kurang dari 1000 dolar. Pesawat itu punya sayap sepanjang 40 kaki dan bobot sekitar 750 pon, berkekuatan mesin 12 tenaga kuda dengan berat cuma 170 pon. Pesawat asli itu kini tersimpan rapi di Museum Udara dan Ruang Angkasa Washington D.C.
Kendati ada lima saksi mata tatkala penerbangan pertama, relatif sedikit sekali diberitakan oleh koran-koran pada terbitan keesokan harinya (dan itu pun umumnya kurang cermat). Surat kabar kotanya sendiri di Dayton Ohio samasekali menganggap sepi usaha ini. Baru lima tahun sesudah itu dunia umum sadar bahwa penerbangan manusia betul-betul sudah bisa terlaksana.
Setelah penerbangan mereka di Kitty Hawk, Wright bersaudara kembali ke kota asalnya di Dayton. Di sana mereka merancang dan membikin pesawat kedua, Flyer II. Dengan pesawat yang kedua ini mereka melakukan 105 kali penerbangan di tahun 1904 tanpa menarik perhatian umum samasekali. Pesawat Flyer III yang sudah disempurnakan dan lebih praktis dibikin tahun 1905. Meski mereka banyak kali mengudara di dekat kota Dayton, banyak orang tetap tidak percaya bahwa yang namanya pesawat terbang sudah lahir di dunia. Di tahun 1906 –misalnya– koran The Herald Tribune edisi Paris menurunkan tulisan berjudul Flyer or Liars? (Penerbangan atau pengibulan?).
Di tahun 1908 akhirnya mereka menyapu bersih semua kebimbangan dan ketidakpercayaan umum. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke Perancis, bikin demonstrasi akrobatik di udara dan mengorganisir perusahaan untuk memasarkan hasil ciptaannya. Sementara itu, di Amerika Serikat, Orville Wright menyuguhkan pertunjukan serupa. Malangnya, pada tanggal 17 September 1908 pesawatnya jatuh terhempas. Inilah satu-satunya kecelakaan yang pernah dialami oleh mereka berdua. Seorang penumpang tewas, Orville patah kaki dan dua tulang iganya tetapi segera dapat sembuh. Keberhasilan penerbangannya menggugah pemerintah Amerika Serikat menandatangani kontrak untuk membuat pesawat-pesawat buat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dan di tahun 1909 dengan anggaran belanja pemerintah ada pesanan seharga $30.000 buat keperluan Angkatan Udara.
Pernah ada sengketa hukum menyangkut hak paten antara Wright bersaudara dengan saingan-saingannya, tetapi di tahun 1914 tuntutan mereka itu ditolak pengadilan. Apa hendak dikata, di tahun 1912 Wilbur Wright terserang tipus dan meninggal dunia pada umur empat puluh lima tahun. Orville Wright yang pada tahun 1915 menjual saham-sahamnya ke suatu perusahaan, hidup sampai tahun 1948. Tak seorang pun dari dua bersaudara itu pernah kawin.
Kendati banyak penyelidikan di bidang ini yang mendahuluinya, tak syak lagi Wright bersaudaralah yang bisa dianggap sebagai cikal bakal penemuan pesawat terbang. Dalam hal penentuan urutan dalam daftar buku ini, yang jadi pegangan utama adalah terciptanya pesawat terbang punya arti kurang penting ketimbang penemuan mesin cetak ataupun tenaga uap yang keduanya telah membikin perombakan revolusioner peri kehidupan manusia. Namun, tak bisa dibantah penemuan pesawat terbang merupakan fenomena sejarah yang penting, baik dalam hal penggunaan untuk tujuan-tujuan damai maupun perang. Hanya dalam tempo puluhan tahun sesudah itu, pesawat terbang telah membikin dunia kita ini begitu ciut bahkan ruang angkasa pun rasanya bisa disentuh jari. Dan lebih jauh dari itu, penemuan pesawat terbang bermuatan manusia merupakan pemula dan pembuka jalan bagi penerbangan di angkasa luar.
Berabad lamanya terbang itu sudah menjadi impian manusia. Mereka kepingin melayang di langit dengan permadani terbang seperti dalam dongeng-dongeng Seribu Satu Malam, impian yang berada jauh dalam jangkauan. Si genius Wright bersaudaralah yang telah mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan, betul-betul terbang dengan pesawat dan bukannya bersila di atas permadani dongeng sambil mengisap “hoga” yang tiga hasta panjangnya.
Referensi
Hart, Michael. H. 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah; diterjemahkan oleh H. Mahbub Djunaidi. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

Rabu, 15 September 2010

Biografi George Washington

Biografi George Washington  (Bapak Amerika)

Lahir tahun 1732 di Wakefield, Virgina, anak petani berada, George Washington mewarisi sebidang perkebunan yang luas pada umur dua puluh tujuh tahun. Dari tahun 1753-1758 Washington masuk dinas tentara, ambil bagian aktif dalam peperangan tentara Perancis lawan Indian, dan peroleh banyak pengalaman dan pujian. Dia kembali ke Virginia akhir tahun 1758, dan ambil pensiun. Tak lama kemudian dia kawin dengan Martha Dandridge Custis janda kaya beranak dua. (Dia sendiri tak pernah punya anak).
Washington dalam lima belas tahun berikutnya mengelola perkebunannya dengan pengelolaan yang rapi. Di tahun 1774, tatkala dia terpilih jadi wakil Virginia menghadiri Kongres Kontinental Pertama, dia merupakan orang terkaya di koloni Amerika. Washington bukanlah orang pertama yang menyerukan kemerdekaan; tetapi di bulan Juni 1775 dalam Kongres Kontinental kedua (yang dia juga jadi wakil Virginia), dia terpilih jadi panglima tentara seluruh Kontinental. Pengalaman militernya, kekayaannya dan reputasinya, potongan badannya (tinggi kekar 1,9 m), bakat administratomya dan –di atas segala-galanya– pendirian dan watak yang tegas, menopangnya sehingga dapat menduduki posisi itu. Sepanjang pertempuran dilakukannya tanpa imbalan uang serta memberi contoh-contoh pengabdian yang tanpa pamrih.
Keberhasilan Washington yang paling menonjol dirampungkannya sekitar tahun 1775 tatkala dia memimpin pasukan Kontinental dan di bulan Maret 1797 tatkala masa jabatan kepresidenannya yang ke-2 berakhir. Dia menghembuskan nafas terakhir di rumahnya di Mount Vernon, Virginia, bulan Desember 1799.
Kedudukan kuncinya yang menentukan dalam rangka mendirikan negara Amerika Serikat berangkat dari tiga macam peranan yang dimainkannya.
Pertama, dia merupakan pimpinan militer yang berhasil dalam perang kemerdekaan Amerika. Memang benar, Washington bukanlah seorang militer yang genius, tidaklah lebih menonjol ketimbang Alexander Yang Agung, Yulius Caesar. Tetapi, perlu diingat, sementara banyak panglima Amerika menderita kekalahan berat, Washington (meskipun mengalami juga beberapa kekalahan kecil) masih mampu meneruskan pertempuran dan membawa panji-panji kemenangan.
Kedua, Washington menjadi ketua konvensi konstitusi. Kendati ide-ide Washington tidaklah memainkan peranan menentukan dalam penyusunan konstitusi Amerika, tetapi dorongannya, nama baiknya, menentukan sekali tatkala pengesahannya. Saat itu ada tantangan terhadap konstitusi baru, dan kalau saja tanpa pengaruh Washington rasanya konstitusi itu sukar diterima.
Ketiga, Washington merupakan presiden pertama Republik Amerika Serikat. Amerika Serikat sesungguhnya layak merasa beruntung punya presiden pertama yang punya bobot besar dan karakter kuat. Coba saja lihat dan bandingkan dengan begitu banyak contoh negara-negara di Amerika Latin maupun Afrika yang walaupun didirikan lewat dasar konstitusi demokratis tetapi teramat cepat merosot jadi diktator militer. Sedangkan Washington dengan teguhnya memelihara republik dari perpecahan tanpa diiringi ambisi terus-terusan berkuasa. Dia tidak sudi jadi raja maupun diktator. Dialah orang yang menanamkan kaidah perlunya perpindahan kekuasaan dari satu tangan ke tangan lain lewat cara damai. Kaidah ini tetap dianut di Amerika Serikat hingga saat ini.
George Washington bukanlah pemikir murni dan tajam seperti halnya pemuka-pemuka Amerika lain pada jamannya seperti Thomas Jefferson, James Madison, Alexander Hamilton dan Benjamin Franklin. Namun, dia lebih unggul dari semua mereka itu. Soalnya, Washington –baik saat perang maupun saat damai– senantiasa memberi sumbangan dalam bentuk kekuatan watak dalam kepemimpinan pemerintahan, yang tanpa dia tak bakal ada langkah-langkah politik yang berhasil. Saham peranan Madison dalam pembentukan Republik Amerika Serikat adalah penting, tetapi dalam kaitan ini apa yang dilakukan Washington pun hampir sama penting dan menentukannya.
Referensi
Hart, Michael. H. 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah; diterjemahkan oleh H. Mahbub Djunaidi. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

Selasa, 14 September 2010

Biografi Ignatius dari Antiokhia

Ignatius mungkin berasal dari Siria dan dilahirkan sekitar tahun 35 Masehi. Sebelum menjadi Kristen ia adalah seorang kafir dan diduga turut menganiaya orang Kristen. Menurut tradisi, Ignatius adalah uskup di Antiokhia, murid Rasul Yohanes. Karena kesalehannya dia diangkat menjadi uskup Antiokhia menggantikan Petrus sehingga ia menjadi uskup kedua, demikian menurut Origenes. Tetapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Ignatius adalah uskup yang ketiga, yaitu menggantikan Euodius. Pendapat lain lagi ialah, bahwa di Antiokhia terdapat dua orang uskup, yaitu Euodius yang diangkat oleh Petrus sebagai uskup atas orang Kristen asal Yahudi sedangkan Ignatius adalah uskup atas orang Kristen kafir dan diangkat oleh Paulus. Ignatius sendiri tidak mengungkapkannya dalam surat-suratnya. Riwayat kehidupannya dikenal hanya berkenaan dengan perjalanannya untuk menjadi martir di Roma. Dalam perjalanan tersebut Ignatius menulis beberapa surat.
Menurut tradisi, dikatakan bahwa pada masa pemerintahan Kaisar Trajanus, pada tahun yang ke-9, kaisar mengunjungi Antiokhia. Di Antiokhia kaisar mengancam orang-orang yang tidak mau mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa dengan hukuman mati. Dengan demikian Trajanus mengunjungi Antiokhia pada tahun 107. Ignatius mempertahankan imannya dan menolak untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa. Ia menolak untuk menyangkal Kristus. Oleh karena itu, ia dijatuhi hukuman mati dengan dibuang ke dalam Koloseum di Roma. Dengan tangan yang terantai serta dikawal oleh sepuluh orang tentara ia digiring ke Roma. Perjalanannya melewati Seleucia, Smirna. Di Smirna Ignatius disambut dengan penuh hormat oleh Uskup Polykarpus dan sejumlah jemaat tetangganya mengunjungi Ignatius untuk meminta nasihat dan berkatnya. Dari Smirna ia berjalan ke Troas, Neapolis, Makedonia, Epirus dan kemudian menyeberang ke Roma. Dalam perjalanannya menuju ke Roma inilah ia menulis tujuh suratnya yang terkenal itu.
Surat-surat itu adalah:
1. Surat kepada Jemaat di Efesus,
2. Surat kepada Jemaat di Tralles,
3. Surat kepada Jemaat di Tralles,
4. Surat kepada Jemaat di Roma,
5. Surat kepada Jemaat Philadelphia,
6. Surat kepada Jemaat di Smirna, dan
7. Surat kepada Uskup Polykarpus di Smirna.
Menurut tradisi, Ignatius menjalani hukuman mati pada tanggal 20 Desember 107, dengan dibuang ke dalam kandang singa. Sisa-sisa tubuhnya di bawa kembali ke Antiokhia dan dikuburkan di sana.
Sebenarnya, perkunjungan Kaisar Trajanus tersebut menimbulkan keragu-raguan. Trajanus diduga tidak mengunjungi Antiokhia pada tahun tersebut, oleh karena Trajanus sedang terlibat peperangan dengan Persia. Jikalau demikian, boleh jadi Ignatius mengalami mati syahid di bawah perintah seorang gubernur Romawi. Demikianlah juga mengenai tempat Ignatius menjalani hukuman mati. Ada keraguan kalau hukuman itu dllaksanakan di Roma. Mereka menunjuk tempat lain, yaitu Efesus atau Antiokhia sendiri. Namun, suratnya kepada jemaat Roma menunjukkan bahwa Ignatius mati syahid di Roma sebab dalam suratnya ia meminta kepada orang Kristen di Roma jangan berupaya untuk membebaskannya dari hukuman mati sebagai syahid itu.
Dalam surat-suratnya terlihatlah bagaimana ajaran-ajaran Ignatius. Ia melihat bahwa mati sebagai syahid adalah kebajikan Kristen yang tertinggi. Demikianlah juga kehidupan selibat. Ia menyebut orang yang selibat sebagai mempelai dan permata Kristus. Dalam suratnya kepada Polikarpus ia mengatakan bahwa jikalau seseorang dapat tetap tinggal dalam kemurniaan daging untuk kemuliaan tubuh Kristus, biarlah ia tinggal sedemikian dan tanpa kesombongan.
Ekaristi dikatakannya sebagai obat ketidak-fanaan dan obat penawar maut. Sakramen merupakan saluran untuk menerima anugerah ilahi. Ignatius sangat menekankan persatuan antara orang percaya dengan Kristus sehingga suasana mistis mewarnai ajarannya.
Ajarannya pada umumnya berbau ortodoks. Ia melawan ajaran-ajaran sesat, seperti Dosetisme. Menurut dia, Yesus yang disalibkan adalah Allah yang menjadi manusia. Kristus sungguh lahir dari anak dara Maria dan mati di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Kematian Kristus adalah sumber kehidupan orang percaya.
Ignatius juga dipandang sebagai seorang pembela keesaan gereja. Uskup baginya adalah penjaga dan pembela keesaan gereja. Keesaan gereja itu didasarkannya kepada keesaan antara Allah dengan Yesus Kristus dan di dalam Ekaristi. Bahkan Ignatius menyamakan uskup dengan gereja dan gereja dengan uskup. Ia mengatakan antara lain sebagai berikut:
Jauhilah perpecahan sebagai sumber kerusuhan. Hendaklah kalian
semuanya mengikuti uskup, sebagaimana Yesus Kristus mengikuti
Bapa; ikutilah pula kaum presbiter sebagaimana kalian ikuti para
rasul; hormatilah kaum diaken sebagaimana kalian akan mematuhi
Allah. Tak seorang pun hendaknya berbuat sesuatu yang berhubungan
dengan gereja tanpa izin uskup. Hendaknya kalian anggap sah
Ekaristi yang dilayankan oleh uskup atau oleh seseorang yang
dikuasakannya. Di tempat hadirnya uskup hendaklah jemaat
berkumpul, sebagaimana di tempat hadirnya Yesus Kristus, di situ
pula hadir Gereja Am. Tanpa pengawasan uskup, pembaptisan atau
perjamuan kasih tidak diizinkan. Sebaliknya, apa pun yang
disetujuinya adalah menyenangkan pula bagi Allah. Dengan demikian,
apapun yang kalian lakukan bakal selamat dan sah .... Baguslah
kita akui Allah dan uskup. Siapa yang menghormati uskup, dihormati
oleh Allah. Tetapi siapa pun bertindak tak setahu uskup, mengabdi
kepada iblis" (Surat kepada jemaat Smirna).
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul artikel
:
Ignatius dari Anthiokia
Judul buku
:
Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja
Penulis
:
Drs. F. D. Wellem, M.Th.
Penerbit
:
BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
Halaman
:
137 -- 139

Biografi Santa Claus/ Sinterklas

SOSOK YANG DINANTIKAN ANAK-ANAK
Pohon cemara yang dipenuhi beraneka hiasan, kue-kue Natal nan lezat, dan bingkisan Natal menjadi sesuatu yang senantiasa dihadirkan tatkala Natal menjelang. Meskipun hal-hal tersebut bukan inti dari Natal, suasana Natal terkesan tidak lengkap tanpa ketiga hal tersebut.
Namun, ada satu ikon lain yang senantiasa dinantikan ketika Natal tiba. Sosok yang satu ini bisa dibilang menjadi sosok idola anak-anak di bulan Desember. Kehadirannya selalu menghadirkan keceriaan. Terutama kebiasaannya membagi-bagikan hadiah. Itulah Santa Claus atau yang di Indonesia dikenal sebagai Sinterklas. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak gereja yang mengadopsi figur satu ini dalam perayaan Natal anak-anak.
Satu pertanyaan yang paling sering muncul, khususnya bagi anak-anak yang masih kecil, benarkah Santa Claus ada? Biasanya, ketika sudah mulai dewasa, mereka akan menyadari bahwa orang tua merekalah yang sebenarnya memberikan hadiah Natal. Dengan demikian, timbullah suatu kesimpulan dalam benak mereka bahwa sosok Santa Claus sebenarnya tidak ada.
NICHOLAS DARI MYRA
Nama Santa Claus sebenarnya merupakan nama yang umum diberikan kepada Nicholas. Ia dilahirkan di Patara, Provinsi Lycia, sekitar tahun 2701. Lycia merupakan salah satu wilayah di Asia Kecil yang ketika itu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi.
Nicholas diasuh dalam keluarga Kristen yang taat. Disebutkan bahwa ia dibesarkan dengan baik oleh kedua orang tuanya dan dididik dengan saleh seturut teladan orang tuanya2. Bahkan sejak awal, Nicholas sudah terbiasa makan hanya pada malam hari setiap hari Rabu dan Jumat. Didikan orang tuanya inilah yang tampaknya memberikan karakter Kristen yang kuat padanya.
Meski demikian, setidaknya ada dua pendapat yang cukup berbeda mengenai masa muda Nicholas, khususnya terkait dengan imannya. Selain yang disebutkan di atas, sumber lain3 menyebutkan bahwa kedua orang tua Nicholas justru meninggal ketika Nicholas sedang beranjak dewasa. Peristiwa ini membawanya kepada suatu periode pencarian jati diri. Disebutkan pula bahwa pamannyalah yang kemudian memperkenalkan kekristenan kepada Nicholas.
Meski tidak jelas, apakah Nicholas memiliki dasar kerohanian sejak kecil atau ketika menjelang dewasa, tampaknya kita bisa menyepakati satu hal. Imannya kepada Kristus bukanlah iman yang biasa. Hal ini terbukti dari apa yang ia alami selanjutnya.
Nicholas mengenyam pendidikan dasarnya di Patara hingga meraih gelar sarjana4. Tidak ada informasi mengenai apa yang ia pelajari. Namun, melihat kondisi pada saat itu, Nicholas diperkirakan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan teologia dan filsafat Yunani.
Keluarga Nicholas merupakan keluarga yang kaya. Oleh karena itu, ketika kedua orang tuanya meninggal, Nicholas menerima warisan harta yang jumlahnya tidak sedikit. Namun, ia senantiasa mengingat perkataan Yesus untuk "menjual seluruh milikmu dan memberikan uang kepada yang miskin"5. Demikianlah ia melaksanakan perkataan Yesus tersebut dengan membagikan kekayaannya kepada mereka yang membutuhkan.
Salah satu kisah kedermawanan Nicholas yang terkenal melibatkan seorang penduduk Patara yang kehilangan seluruh hartanya, sedangkan ia tidak lagi dapat menopang kehidupan ketiga anak perempuannya6. Karena kemiskinan mereka, ketiga anaknya tidak kunjung menemukan suami yang baik. Pria yang malang itu pun berniat menjual ketiga putrinya itu. Berita ini sampai ke telinga Nicholas dan mendorong dirinya untuk melemparkan sekantung uang secara diam-diam. Uang itu kemudian digunakan oleh putri tertua untuk menikah. Demikian Nicholas melakukannya hingga seluruh putri orang tersebut dapat menikah.
MENJADI USKUP DI MYRA
Sebelum menjadi uskup, ia melayani sebagai pendeta di Myra. Pelayanannya ini ia lakukan ketika penyiksaan terhadap orang-orang Kristen tengah terjadi. Di bawah pemerintahan Kaisar Diocletian (berkuasa 284 -- 305) dan Kaisar Maximian (berkuasa 286 -- 306)7, dikeluarkan perintah bagi seluruh rakyatnya agar mereka hanya menyembah kepada kaisar. Hal yang jelas bertentangan dengan iman Kristen ini menyebabkan banyak orang Kristen yang menolak mengikuti perintah tersebut. Oleh karena itu, pada masa-masa tersebut, terjadilah penyiksaan yang hebat terhadap para pengikut Kristus.
Ketika itu, Nicholas turut mengalami penyiksaan yang berat dalam penjara. Keteguhannya untuk tidak berbalik dari imannya terhadap Kristus tidak kalah dengan para martir. Bagaimanapun juga, tanpa pemeliharaan Allah, Nicholas tidak mungkin bertahan sedemikian rupa. Setelah Constantine menggantikan Diocletian, Nicholas pun dibebaskan dari penjara dan dapat melayani kembali.
Ketika uskup di Myra meninggal, para pendeta dan penduduk di Myra harus bergumul untuk menentukan penggantinya. Disebutkan bahwa Tuhan berbicara kepada para pendeta di kota itu untuk memilih Nicholas sebagai uskup selanjutnya8. Pemilihan Nicholas sebagai uskup bukanlah sesuatu yang wajar dilakukan, mengingat Nicholas lebih sebagai orang awam daripada kaum terpelajar di bidang teologia. Oleh karena itu, pengangkatan Nicholas di satu sisi bisa dibilang sebagai pengangkatan berdasarkan popularitas9. Adapun pengangkatan Nicholas sebagai uskup diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Licinius (berkuasa 307 -- 324).
NICHOLAS DAN PELAYANANNYA
Sepanjang pelayanannya sebagai seorang uskup, Nicholas dianggap sebagai penentang segala bentuk kekafiran. Penolakannya terhadap penyembahan berhala terlihat dari penghancuran beberapa kuil kafir, salah satunya kuil Artemis yang diprakarsai olehnya10. Selain itu, ia juga dianggap sebagai salah satu penentang ajaran Arius11.
Peran serta yang sangat signifikan ditunjukkan Nicholas ketika menghadiri Konsili Nicea pada tahun 32512. Terdaftar sebagai salah satu uskup yang hadir dalam konsili tersebut, salah satu sumber menyebutkan bahwa emosi Nicholas meledak terhadap Arius hingga ia melayangkan sebuah pukulan di wajah Arius13. Akibat tindakannya tersebut, ia sempat diusir dari konsili ini.
Keteguhan Nicholas untuk menjaga ajaran yang benar sungguh patut dihargai. Berkat keteguhannya, Myra menjadi wilayah yang aman dari ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bahkan ketika Constantius (berkuasa 337 -- 361) menjadi kaisar dan menganut arianisme, pengaruh Nicholas yang notabene merupakan penentang keras arianisme tidak bisa digeser dari Myra14.
AKHIR HIDUP DAN MENJADI ORANG SUCI
Tidak ada sumber yang menyebutkan secara spesifik perihal kematian Nicholas15. Tempat dan tanggal kematiannya tidak diketahui secara pasti. Sebagian orang menyebutkan ia meninggal di Italia. Ada juga yang berpendapat di Irlandia. Namun, ia diperkirakan meninggal pada tanggal 6 Desember antara tahun 343 dan 35616. Ia dimakamkan di sebuah katedral di Myra, sekarang Demer, Turki.
Nicholas juga diangkat sebagai salah satu orang suci. Penghormatan ini tampaknya dilakukan lebih awal. Justinian I, Kaisar Romawi Timur yang memberi penghormatan tersebut kepada Nicholas. Ia membangun sebuah bangunan gereja di ibukota Roma waktu itu, Konstantinopel17. Sampai saat ini, umat Katolik dan Ortodoks, termasuk dari Protestan masih menghormati Nicholas. Kemurahan hati Nicholas juga menjadikan dirinya teladan hidup yang penuh belas kasih terhadap sesama18.
SANTA CLAUS DI INDONESIA
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal figur berbaju merah dan berjanggut putih ini. Meski nama asingnya belakangan ini lebih menggema, tapi kita juga mengenal Santa Claus sebagai Sinterklas. Nama ini sendiri diperkirakan diadopsi dari nama Belanda, Sinterklaas19. Dengan demikian, tampaknya kita bisa menduga bahwa sosok ini diperkenalkan oleh pemerintah kolonial ketika itu.
Meskipun demikian, figur Nicholas ini tidak memiliki tempat yang lebih khusus kecuali di pusat-pusat perbelanjaan. Kita tidak memiliki tradisi untuk mengenang apa yang dikerjakan oleh Nicholas pada abad ke-4. Kecuali aspek komersialnya, aspek spiritualitas sebagai sesuatu yang lebih penting, cenderung kalah gaungnya.
Setidaknya ada dua alasan mengapa St. Nicholas tidak dikenang di Indonesia.
Nicholas merupakan figur dengan latar belakang Eropa dari abad ke-4. Tradisi untuk mengenang sosok ini tampaknya terus diwariskan di benua tersebut. Dengan kata lain, sosok Nicholas merupakan sosok yang asing bagi masyarakat di Indonesia. Kalaupun banyak yang mengenalnya saat ini, pengenalan itu cenderung hanya dari aspek lain, misalnya aspek komersial dan hiburan.
Kurangnya pengenalan akan uskup dari Myra ini. Meskipun banyak gereja yang menampilkan figur ini dalam perayaan Natal, khususnya Natal anak-anak, latar belakang dari Sinterklas ini tidak disampaikan dengan baik. Sehingga Nicholas hanya dikenal sebagai sosok yang suka memberi.
MERAYAKAN ST. NICHOLAS
Sejarah membuktikan bahwa Santa Claus adalah sosok yang nyata. Meskipun tidak mewariskan pemikiran-pemikiran setajam Augustinus dan bapa-bapa gereja lainnya, imannya yang teguh terhadap firman Allah menjadi hal yang sangat bernilai. Apalagi keteguhannya tersebut berdampak bagi masyarakat Myra pada waktu itu20.
Penampilan sosok Santa Claus seharusnya diiringi oleh penjelasan mengenai Nicholass sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Pertama, Nicholas bukan sekadar pemberi hadiah, tetapi orang yang juga beriman teguh. Kedua, Nicholas merupakan salah satu penentang ajaran-ajaran sesat di zamannya. Akhirnya, Kristus yang adalah pusat dari perayaan Natal harus lebih diutamakan daripada Santa Claus.
Hal ini bukan berarti merayakan peringatan akan Nicholas tidak dibenarkan. Sebaliknya, perayaan hari St. Nicholas pada 6 Desember dapat dilakukan. St. Nicholas Centre menguraikan beberapa alasan mengenai perayaan hari St. Nicholas21.
Mengisahkan kehidupan orang-orang suci yang menjadi teladan yang sekaligus menginspirasikan belas kasih dan kemurahan hati.
Menyatakan identitas Santa Claus dan Bapak Natal yang sesungguhnya.
Menekankan pentingnya memberi daripada menerima.
Menegaskan kepedulian pada hal-hal kecil dan kegembiraan keluarga.
Menghadirkan suatu perayaan awal dalam minggu-minggu Adven.
Menawarkan dimensi spiritual dari pemberian hadiah.
Menekankan figur Kristus sebagai pusat Natal yang sejati.
Dengan demikian, setiap perayaan di seputar hari St. Nicholas seharusnya mempersiapkan setiap orang untuk menyambut Kristus.
Catatan
Wikipedia. 2006. "Saint Nicholas". Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Nicholas_of_Myra.
"Feastday: December 6 Patron of Bakers and Pawnbrokers". Dalam http://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=371.
Wikipedia. 2006. loc.cit.
4. Ibid.
"Who Is St. Nicholas?". Dalam http://www.stnicholascenter.org/Brix?pageID=38.
2. loc.cit.
Wikipedia. 2006. loc. cit.
Ibid.
Wikipedia. 2006. loc. cit.
Arius melahirkan aliran arianisme, ajaran yang menolak keilahian Kristus.
Konsili Nicea diyakini sebagai konsili ekumenis pertama. Dalam konsili ini, hadir pula Eusebius dari Kaisarea dan Athanasius, dua tokoh bapa gereja.
2. loc. cit.
Ketika itu, uskup-uskup beraliran arianisme ditempatkan di berbagai kota. Meski demikian, tampaknya dukungan masyarakat Myra yang sangat kuat terhadap Nicholas, membu t Constantius tidak bisa berbuatapa-apa kecuali membiarkan Nicholas tetap sebagai uskup di sana (Wikipedia 2006).
Wikipedia. loc. cit.
Bandingkan sumber dari Wikipedia dengan St. Nicholas Centre dan Santas.Net.
Wikipedia. 2006. loc. cit.
5. Ibid.
Wikipedia. 2006. loc. cit.
Hal ini dapat menjadi bahan perenungan bagi kita. Seberapa besar hidup kita berdampak bagi orang-orang sekitar kita?
"Why Celebrate St. Nicholas Day?". Dalam http://www.stnicholascenter.org/Brix?pageID=102.
Disusun oleh RS. Kurnia
rgiH � f : ��� � � t-style-type: decimal; font-size: 1.1em; line-height: 1.45em; ">Wikipedia. 2006. loc. cit.
  • 5. Ibid.

  • Wikipedia. 2006. loc. cit.

  • Hal ini dapat menjadi bahan perenungan bagi kita. Seberapa besar hidup kita berdampak bagi orang-orang sekitar kita?

  • "Why Celebrate St. Nicholas Day?". Dalam http://www.stnicholascenter.org/Brix?pageID=102.

  • Disusun oleh RS. Kurnia

    Biografi Athanasius

    Athanasius lahir pada akhir abad ke-3. Ia bergabung pada rumah tangga Aleksander, uskup Aleksandria, dan selang beberapa waktu menjadi diaken. Ia ikut uskup Aleksander ke Konsili Nicea. Ketika Aleksander meninggal pada tahun 328, Athanasius menggantikannya sebagai uskup Aleksandria. Ia memangku jabatan ini selama 45 tahun dan meninggal pada tahun 373.
    Hampir seluruh hidup Athanasius diabdikan untuk melawan Arianisme. Arius telah dikutuk di Nicea, tetapi Pengakuan Iman Nicea tidak dapat diterima oleh bagian terbesar dari kelompok Origenes di Timur. Kaisar menginginkan persatuan di atas segala yang lain. Jadi, ia menganjurkan sikap toleransi lebih besar tentang ortodoksi sehingga Arius dapat diajak kembali ke dalam persekutuan gereja setelah mendapat hukuman seperlunya. Athanasius menolak sikap ini. Ia melihat keallahan Yesus Kristus sebagai dasar seluruh iman Kristen. Arianisme akan mengakibatkan tamatnya agama Kristen. Athanasius memerangi Arianisme dengan senjata apa pun yang jatuh ke tangannya, termasuk politik gerejawi. Sikapnya yang tidak main kompromi membuatnya tidak disenangi baik di antara uskup maupun negarawan. Dari 45 tahun sebagai uskup, 17 tahun di antaranya dihabiskan di lima tempat pengasingan yang berlainan. Masa pengasingan yang paling penting adalah waktu ia di Roma dari tahun 340 sampai 346. Ini adalah saat untuk saling memengaruhi antara Athanasius dan tuan rumah. Sesudah Roma, ia mengalami "Dasawarsa Emas", dari tahun 346 hingga 356 di Aleksandria, masa terpanjang sebagai uskup tanpa interupsi.
    Athanasius tetap tegar dalam pendiriannya, walaupun mereka di sekitarnya mulai melemah. Biarpun demikian, ia tahu saatnya bersikap fleksibel. Kelompok anti-Arianisme (Gereja Barat, kelompok Antiokhia dan Athanasius) berpendapat bahwa Allah adalah satu hypostasis atau pribadi, sedangkan bagian terbesar kelompok Origenis di bagian Timur berpendapat bahwa Allah terdiri dari tiga pribadi. Pada Konsili Aleksandria tahun 362 (diadakan dalam waktu singkat antara dua masa pengasingannya), diakui bahwa kedua rumusan dapat diinterpretasikan secara ortodoks. Yang terpenting adalah apa yang dipercaya, pengalimatannya kurang penting. Pengakuan ini melicinkan jalan kepada kombinasi pandangan homoousios Nicea (Anak Allah adalah sehakikat dengan Sang Bapa) dan pernyataan Origenes bahwa Allah adalah tiga hypostasis. Versi kombinasi ini disebarkan oleh Bapa-bapa Kapadokia dan diterima sebagai ortodoks yang tetap pada Konsili Konstantinopel tahun 381.
    Athanasius adalah seorang penulis yang produktif, yang membahas berbagai soal.
    Karya-karya anti-Arianisme. Kebanyakan karya Athanasius membahas perjuangan melawan Arianisme. Ia memanfaatkan waktu luangnya di pengasingan. Yang paling dikenal adalah karyanya yang terpanjang, 3 Orationes Contra Arianos (Pidato-pidato Melawan Kaum Arian).
    Karya-karya apologia. Athanasius menulis apologia dalam dua bagian: Oratio Contra Gentes (Melawan Orang Kafir) dan De Incarnatione Verbi (Inkarnasi Firman). Menurut tradisi, karya ini dianggap ditulis pada tahun 318, yaitu sebelum kontroversi Arianisme. Namun, bukti-bukti agaknya lebih condong pada suatu tanggal selama pengasingan pertamanya antara tahun 335 dan 337.
    Surat-surat Paskah. Setiap tahun Athanasius menulis surat kepada gereja-gereja di Mesir, yang nantinya dibaca pada hari Paskah. Suratnya yang ke-367 itu penting karena di dalamnya untuk pertama kali dimuat kanon (daftar kitab-kitab) Perjanjian Baru, tepat seperti yang kita kenal sekarang. Ini merupakan hasil dari masa saling mempengaruhi waktu Athanasius di Roma.
    Vita S. Antonii (Riwayat Hidup Antonius), yang oleh Athanasius digambarkan sebagai rahib pertama. Pada abad ke-2 dan ke-3 ada orang yang hidup sebagai pertapa -- tidak menikah, hidup dalam kemiskinan dan mengabdikan diri dengan berdoa dan berpuasa. Mereka tetap hidup di antara jemaat biasa dan disebut "pertapa dalam rumah" karena mereka menjalankan hidup mereka sebagai pertapa di rumah dan di dalam masyarakat. Namun pada abad ke-4, tingkat moral jemaat semakin menurun karena bertambah banyaknya jumlah orang kafir yang bertobat dan sifat pertobatan mereka dangkal dan kurang serius. Karena itu, orang pertapa mulai mengundurkan diri dari masyarakat. Mereka pergi hidup di gurun-gurun Mesir dan Siria. Seperti ditulis Athanasius, "Sel-sel muncul sampai di pegunungan dan gurun-gurun dikolonisasi oleh para rahib. Mereka datang keluar dari bangsa mereka untuk mendaftarkan diri sebagai warga surga." Di antara rahib-rahib ini ada yang hidup menyendiri (seperti Antonius) di tempat terpencil, ada yang hidup berkelompok. Ada lagi yang memilih hidup semacam kombinasi dari kedua cara hidup tersebut tadi. Karya Athanasius membantu menyebarkan cita-cita hidup kebiaraan, khususnya di dunia Barat. Ia mempunyai peranan penting dalam pertobatan Augustinus.
    Athanasius berjuang begitu keras untuk pengakuan keallahan Yesus Kristus karena ia melihat bahwa keselamatan kita bergantung pada-Nya. Hanya Yesus Kristus yang ilahi, yang dapat menyelamatkan kita. Tema ini dibahas dalam buku De Incarnatione Verbi. Athanasius dihadapkan pada tuduhan-tuduhan dari pihak Yahudi dan kafir, bahwa inkarnasi dan penyaliban Anak Allah tidak pantas dan mengurangi martabat-Nya. Athanasius menjawab bahwa inkarnasi dan salib justru pantas, tepat, dan sangat wajar. Sebab dunia yang diciptakan melalui Dia hanya dapat dipulihkan oleh Dia. Pemulihan ini tidak bisa terjadi, kecuali melalui salib.
    Kitalah yang menyebabkan Ia menjadi daging. Ia mengasihi kita sedemikian rupa untuk keselamatan kita, Ia lahir sebagai manusia .... Hanya Sang Penebus sendiri, yang pada permulaan menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada, dapat mengembalikan yang bejat menjadi tidak binasa; tidak ada yang dapat menciptakan kembali orang-orang dalam rupa Allah, kecuali rupa Allah itu sendiri. Tidak lain Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah Hidup itu sendiri, yang dapat membuat yang fana menjadi kekal. Tidak satu kecuali firman, yang memerintah segala sesuatu dan yang adalah Anak yang sejati dan tunggal dari Sang Bapa, yang dapat mengajar manusia tentang Sang Bapa dan membinasakan pemujaan berhala. Karena utang yang harus dibayar manusia (karena semua orang harus mati), Ia datang di antara kita. Setelah Ia membuktikan keallahan-Nya melalui karya-Nya, Ia mempersembahkan kurban-Nya demi kita dan menyerahkan bait-Nya (tubuh-Nya) kepada maut menggantikan umat manusia. Ia melakukannya untuk membebaskan manusia dari utang dosa pertama dan untuk membuktikan bahwa Ia lebih berkuasa daripada maut. Ia menunjukkan bahwa tubuh-Nya tidak dapat binasa, sebagai buah sulung kebangkitan semua orang .... Dua mujizat terjadi sekaligus: kematian seluruh umat manusia terlaksana dalam tubuh Tuhan, dan maut serta kebejatan dimusnahkan karena firman yang telah menjadi satu dengan-Nya .... Melalui kematian, kekekalan menjangkau seluruh umat manusia. Karena Firman telah menjadi manusia, maka pemeliharaan kesemestaan bersama pencipta serta pemimpin-Nya, yaitu firman Allah itu sendiri telah diperkenalkan. Ia telah menjadi manusia, agar kita menjadi ilahi; Ia menyatakan diri dalam rupa manusia, agar kita dapat mengerti Sang Bapa yang tak kelihatan itu; Ia menanggung penghinaan orang, agar kita dapat mewarisi hidup yang kekal (De lncarnatione Verbi/Inkarnasi Firman 4, 20, 54).
    Gagasan "deifikasi" atau "pendewaan" (menjadi ilahi) menunjukkan pengaruh Yunani dalam pemikiran Athanasius. Pengaruh ini sangat nyata dalam karya apologia, dalam dua bagian, yang bersifat pembelaan itu. Adam, sebelum jatuh dalam dosa, digambarkan sebagai filsuf Yunani -- ia merenungkan firman, yang adalah rupa Allah. Jiwanya tidak ada hubungan dengan tubuhnya. Jiwanya mengatasi semua keinginan serta perasaan jasmani dan merenungkan "kenyataan akali". Tetapi Adam berbalik dari kenyataan akali dan mulai memikirkan tubuhnya serta perasaan-perasaannya dan dengan demikian menjadi mangsa keinginan-keinginan jasmani. Pandangan mengenai kejatuhan manusia ini lebih banyak diambil dari filsafat Yunani dan Origenes daripada dari Alkitab.
    Athanasius menggunakan berbagai argumen melawan Arianisme. Argumentasinya terutama didasari pada Alkitab. Ia mengemukakan sejumlah argumen dari Alkitab untuk membuktikan ketuhanan Yesus Kristus. Ia juga menjawab argumen pengikut-pengikut Arius yang diambil dari Alkitab untuk membuktikan bahwa Anak Allah adalah lebih rendah dari Sang Bapa. Athanasius menjawab bahwa bagian Alkitab itu menunjuk pada status Yesus sebagai manusia, bukan pada status kekal-Nya sebagai Allah. Kedua, Athanasius menunjuk ibadah Kristen pada Yesus Kristus baik pada zaman Perjanjian Baru, maupun pada zaman mereka sendiri. Ibadah ini harus diberi arti pemujaan berhala, kalau Yesus hanya suatu makhluk. Ketiga, Athanasius mengemukakan bahwa hanya Allah mampu menyelamatkan kita -- argumen ini dipakainya dalam karyanya "De Incarnatione Verbi". Dan terakhir, ia memakai argumen-argumen filsafat -- misalnya, bahwa Allah tidak pernah bertindak tidak rasional tanpa Akal atau firman-Nya.
    Sekiranya Ia [Firman] hanya makhluk, orang tidak akan beribadah kepada-Nya dan Ia tidak pula dibicarakan [dalam Alkitab]. Tetapi kenyataannya adalah bahwa Ia adalah turunan sejati dari hakikat Allah yang disembah. Ia adalah Anak Allah menurut tabiat-Nya dan bukan makhluk. Oleh sebab itu, Ia disembah dan diyakini sebagai Allah. Sinar matahari benar bagian dari matahari, toh hakikat matahari tidak terbagi atau dikurangi oleh karenanya. Hakikat matahari adalah lengkap dan sinarnya sempurna dan lengkap. Sinar-sinar itu tidak mengurangi hakikat terang, namun adalah turunannya yang sejati. Demikian pula kita ketahui bahwa Anak diperanakkan bukan di luar Sang Bapa, tetapi dari Allah Bapa sendiri. Allah Bapa tetap lengkap, sedangkan "gambar wujud-Nya" [Ibr. 1:3] adalah kekal serta menjaga persamaan-Nya dengan Allah Bapa dan rupa-Nya yang tak berubah. (3 Orationes Contra Arianos/Pidato-pidato Melawan Kaum Arian 2:24, 33)
    Athanasius juga yang pertama-tama secara serius mempelajari status Roh Kudus. Hingga pertengahan abad ke-4 perhatian tertuju pada hubungan Allah, Bapa, dan Anak. Sebutan singkat "Dan kepada Roh Kudus" dalam Pengakuan Iman Nicea adalah bukti betapa sedikit perhatian yang diberikan kepada Roh Kudus. Namun, pada tahun 359/360 Athanasius terpaksa memerhatikan soal ini. Suatu kelompok di Mesir, yang kurang jelas asal mulanya dan disebut Tropici, mengajarkan bahwa Sang Anak adalah Allah, tetapi Roh Kudus diciptakan dari yang tidak ada. Dalam hal Anak, mereka bertolak dari Pengakuan Iman Nicea, sedangkan dalam hal Roh Kudus mereka mengikuti Arianisme. Mereka berselisih dengan uskup mereka, Serapion, yang minta nasihat kepada Athanasius. Athanasius menjawab dalam sejumlah Letters to Serapion (surat-surat kepada Serapion), yang di dalamnya untuk pertama kali dibahas teologi yang sungguh-sungguh memerhatikan Ketritunggalan. Di sana ia merinci baik status Roh Kudus maupun Anak Allah. Ia menjelaskan ketuhanan Roh Kudus, yang bukan Anak Allah tetapi "keluar dari Bapa" (Yoh. 15:26).
    Diambil dan diedit seperlunya dari:
    Judul buku
    : Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani
    Penulis
    : Tony Lane
    Penerbit
    : BPK Gunung Mulia, Jakarta 2003
    Halaman
    : 26 -- 29

    Minggu, 12 September 2010

    Biografi Hudson Taylor ( founder of OMF)

    Hudson Taylor dilahirkan di Yorkshire, Inggris, pada tahun 1832. Sejak masih kecil, ayahnya, James Taylor, telah menanamkan hati misi kepadanya. Setiap hari ayahnya yang adalah seorang ahli farmasi tersebut selalu membacakan dan menjelaskan ayat-ayat Alkitab kepada anaknya, bahkan ia menginginkan agar anaknya kelak menjadi seorang utusan Injil. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia, sebelum berumur 5 tahun, Hudson kecil sudah berkata, "Kalau saya dewasa, saya akan menjadi seorang utusan Injil dan pergi ke Tiongkok."Meskipun sejak kecil ia sudah menjadi Kristen, pada saat remaja ia merasa ragu-ragu terhadap apa yang diajarkan ayahnya. Namun demikian, berkat doa ibu dan adik perempuannya, akhirnya ia dapat mengatasi keragu-raguannya. Pada waktu ia berumur 17 tahun, setelah ia membaca traktat yang menceritakan karya penyelamatan Kristus yang ditemukannya di ruang baca ayahnya, ia lalu berlutut dan berdoa kepada Tuhan serta mohon pengampunan-Nya. Sejak saat itu, Taylor mulai memfokuskan diri untuk mewujudkan kerinduannya melayani sebagai seorang utusan Injil ke Tiongkok.Meskipun jiwa misi sudah tertanam di hatinya, ia tetap mengambil pendidikan di bidang farmasi. Keinginannya untuk melakukan misi penginjilan ke Tiongkok baru terwujud secara tidak sengaja ketika Hong Xiuquan, yang juga seorang Kristen, memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin Kerajaan Surga Taiping. Perkumpulan Penginjilan Tiongkok (Chinese Evangelization Society - CES) yang mensponsori pendidikannya melihat hal tersebut sebagai kesempatan Injil diberitakan di Tiongkok. Mereka ingin supaya Hudson segera berangkat ke Tiongkok sebelum kesempatan tersebut hilang.Taylor mulai berlayar ke Tiongkok pada bulan September 1853 dan tiba di Shanghai pada awal musim semi tahun 1854. Bagi Taylor, Tiongkok dengan berbagai adat-istiadat masyarakatnya dan berbagai keunikan lainnya merupakan tantangan tersendiri bagi Taylor. Setibanya di Shanghai dan tinggal di rumah pertamanya, masalah utama yang segera dihadapi Taylor adalah kesepian. Selain itu, ia juga mengalami masalah keuangan dikarenakan harga-harga kebutuhan sehari-hari di Shanghai yang sangat mahal.Usaha-usahanya untuk menyesuaikan diri dengan bahasa setempat sempat membuatnya sangat tertekan, tetapi dengan iman dan kepercayaannya yang kuat kepada Tuhan, ia berhasil mengatasinya. Ia menyalurkan ketertekanannya melalui hobinya -- mengoleksi serangga dan tanaman.Setahun setelah Taylor sampai di Tiongkok, ia segera melakukan perjalanan penginjilan menelusuri pedalaman Tiongkok. Dalam perjalanan itu, ia tidak jarang melakukannya seorang diri. Di Shanghai, misionaris asing bukanlah sesuatu yang baru. Meskipun demikian, masyarakat Shanghai tidak memerhatikan pesan mereka sampaikan. Namun di pedalaman, keadaannya justru berbeda. Mereka justru lebih tertarik pada cara berpakaian dan cara hidupnya daripada Kabar yang ia bawakan. Keadaan ini membuat Taylor menyadari bahwa hanya ada satu cara untuk bisa melakukan penginjilan di daerah ini, yaitu dengan mengikuti cara berpakaian serta kebudayaan mereka.Meskipun tidak mudah bagi Taylor untuk mengikuti tradisi orang Tiongkok, ia tetap melakukannya juga. Ia rela mengucir rambutnya dan memotong rambut di bagian depan kepalanya; ia juga rela mengubah cara berpakaiannya. Walaupun perubahan penampilan itu sangat menyiksa dirinya, bahkan ia dijadikan bahan lelucon oleh para misionaris lainnya, tetapi perubahan itu justru menjadi ciri khususnya. Usaha ini ternyata tidaklah sia-sia karena dengan penampilannya yang baru ini ia menjadi semakin mudah melakukan perjalanan penginjilan ke seluruh Tiongkok, selain itu pakaiannya yang baru pun ternyata lebih nyaman dipakai di iklim Tiongkok.Perjalanan yang harus ditempuhnya bukanlah perjalanan mudah karena selain menginjili, Taylor juga melakukan praktik pengobatan dan ia pun harus bersaing dengan tabib-tabib lokal. Masalah keuangan tetap menjadi persoalan utama Taylor namun ia beberapa kali menerima kiriman dana dari Inggris. Selain itu, ia masih tetap dibayang-bayangi rasa kesepian seperti yang pernah dialaminya pada bulan-bulan awal kedatangannya di Shanghai. Di dalam benaknya mulai muncul keinginan memiliki seorang istri. Taylor teringat kembali kepada Nona Vaughn, wanita yang dicintainya ketika masih berada di Inggris, meskipun pertunangan mereka dua kali gagal menikah karena Nona Vaughn tidak bersedia mengikuti Taylor ke Tiongkok. Kemudian, Taylor sadar bahwa keinginannya untuk untuk memperistri Nona Vaughn tidak mungkin terwujud.Taylor kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Elizabeth Sisson, seorang gadis yang juga dikenalnya di Inggris. Meskipun Elizabeth tidak menolak lamarannya, kisah mereka ternyata tidak berjalan lama. Elizabeth memutuskan pertunangan mereka dan penyebabnya diduga adalah model pakaian dan rambut Taylor. Keputusan Elizabeth sempat membuat Taylor patah arang dan berencana untuk kembali ke Inggris untuk mengejarnya. Sampai ketika pada akhirnya Taylor tiba di Ningpo (Ningbo), sebuah kota pelabuhan penting di sebelah selatan Shanghai, di sana ia bertemu dengan Maria Dyer. Maria adalah seorang guru di sebuah sekolah khusus untuk anak-anak perempuan milik Nona Mary Ann Aldersey. Nona Aldersey adalah seorang utusan wanita pertama yang datang ke Tiongkok. Ia juga orang pertama yang membuka sekolah untuk anak-anak perempuan di negeri yang didominasi oleh kaum pria ini.Taylor mulai tetarik dengan Maria pada bulan Maret 1857. Meskipun pada awalnya Maria menolak lamaran Taylor, namun akhirnya mereka menikah pada tanggal 20 Januari 1858. Maria benar-benar seorang wanita yang dibutuhkan Taylor untuk melengkapi hidupnya. Mereka tinggal di Ningpo selama tiga tahun dan selama waktu itu Taylor menjabat sebagai pengawas di sebuah rumah sakit lokal.Pada tahun 1860 Taylor dan Maria kembali ke Inggris untuk mempersiapkan berbagai keperluan dan memulihkan kesehatan mereka. Taylor menggunakan kesempatan ini untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya. Di Inggris, Hudson dan rekan misonarisnya juga melakukan revisi terjemahan Kitab Perjanjian Baru Ningpo.Pada saat yang sama, Taylor mendirikan Misi Pedalaman Tiongkok (China Inland Mission - CIM) -- sebuah organisasi pengutus yang terbentuk berdasarkan pengalaman dan kepribadian Taylor. Taylor menyadari bahwa Tiongkok tidak akan pernah diinjili jika ia harus terus menunggu para utusan hamba Tuhan yang terpelajar datang ke sana. Oleh sebab itu, Taylor merekrut orang-orang Inggris yang berdedikasi dari kalangan menengah untuk melakukan penginjilan ke Tiongkok. Taylor mendirikan kantor pusat CIM di Tiongkok sehingga akan dapat memerhatikan berbagai kebutuhan para utusannya.CIM berdiri secara resmi pada tahun 1865 dan setahun berikutnya Taylor mulai melakukan persiapan untuk berlayar kembali ke Tiongkok bersama dengan Maria, keempat anak mereka, dan lima belas orang yang ia rekrut, termasuk tujuh gadis yang belum menikah. Selama dalam pelayaran maupun setelah mereka sampai di Shanghai, rombongan ini tidak henti-hentinya dilanda oleh berbagai masalah. Tetapi, segala permasalahan itu dapat diatasi berkat kesabaran dan pendekatan secara pribadi yang dilakukan Taylor.Pada tahun 1868, rumah yang dipergunakan sebagai tempat penginjilan Taylor di Yangchow (Yangzhou) dirusak dan dibakar. Peristiwa ini nyaris merenggut jiwa para utusan dan Maria. Meskipun peristiwa ini menyebabkan banyak kerugian dan sempat membuat semangat Taylor hampir padam, tetapi berkat dukungan salah seorang temannya, semangat Taylor menyala kembali untuk meneruskan misinya. Ia merasakan bahwa melalui berbagai peristiwa itu, Tuhan menjadikan dirinya seorang yang baru. Peristiwa yang tidak kalah menyedihkan adalah kematian berturut-turut Samuel, anak mereka yang berumur 5 tahun, bayi mereka yang baru berusia kurang dari dua minggu, dan Maria sendiri, yang meninggal beberapa hari setelah bayinya meninggal.Tanpa Maria, Taylor benar-benar kehilangan semangat dan kesepian. Karena alasan itulah sebulan setelah kematian Maria, ia pergi ke Hangchow (Hangzhou). Di sana, ia menghabiskan waktu bersama Jennie Faulding, seorang utusan muda yang baru berusia 22 tahun, yang merupakan salah satu dari misionaris yang datang ke Tiongkok bersama mereka, dan merupakan teman dekat keluarga Taylor sejak mereka tiba di Shanghai. Setahun kemudian mereka kembali ke Inggris dan menikah di sana. Pada tahun 1872, mereka kembali lagi ke Tiongkok bersama dengan para utusan yang berjumlah lebih banyak lagi.Seiring dengan perkembangan CIM, Taylor menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengelilingi Tiongkok. Semakin luas daerah yang diinjilinya, semakin besar pula beban yang mereka harus tanggung. Taylor memunyai visi yang besar, ia ingin merekrut seribu utusan dan masing-masing akan menginjili 250 orang setiap hari sehingga dalam waktu tiga tahun seluruh Tiongkok akan bisa dimenangkan. Tetapi sayang, visi itu belum tercapai. Meskipun demikian, pelayanan CIM di Tiongkok berdampak sangat luas. Pada tahun 1882, CIM berhasil masuk ke setiap provinsi Tiongkok; pada tahun 1895, ketika CIM berulang tahun ke-30, mereka telah memiliki lebih dari 640 utusan yang mengabdikan hidup mereka di Tiongkok.Tahun-tahun terakhir abad ke-19 menjadi periode yang penuh tekanan dan ketidakstabilan. Tekanan modernisasi (dan terutama pengaruh negara Barat) berbenturan dengan tradisi dan ketidaksukaan terhadap orang-orang asing. Pada bulan Juni 1900 Pemberontakan Boxer melakukan pembunuhan terhadap orang-orang asing dan pemberantasan kekristenan. Seratus tiga puluh lima utusan dan lima puluh tiga anak-anak mereka dibunuh secara keji.Bagi Taylor, yang saat itu sedang berada di Swiss karena alasan kesehatan, berita itu sangat memukulnya. Namun pada tahun 1902 Taylor mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin utama CIM. Taylor dan Jennie tinggal di Swiss sampai kematian Jennie pada tahun 1904. Setahun kemudian Taylor kembali ke Tiongkok, tempat ia menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang sebulan setelah kedatangannya.Sepeninggal Taylor, CIM masih terus berkembang. Pada tahun 1914 CIM menjadi badan misi terbesar di dunia dengan puncaknya pada tahun 1934 CIM memiliki utusan sebanyak 1.368 orang. Pada tahun 1964, CIM berganti nama menjadi Persekutuan Misionaris Asing (The Overseas Missionary Fellowship - OMF). Kontribusi Hudson Taylor terhadap organisasi misi Kristen tidak dapat dihitung lagi besarnya. Sangat sulit membayangkan pelayanan misi hari ini tanpa visi dan pemikiran Taylor. (t/Setya)Diterjemahkan dan dirangkum dari: Judul buku:Bagaimana Tokoh-tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus Judul artikel:Pelopor Utusan Injil -- Hudson Taylor Judul buku asli:How Great Christians Meet Good (The Moody Bible Institute of Chicago, 1973) Penulis:James C. Hefley Penerjemah:Junny J. Suliman Penerbit:Yayasan Kalam Hidup, Bandung Cetakan:ke-8, 2000 Halaman:66 - 68

    Biografi Billy Graham

    "Tujuan hidup saya adalah membantu orang lain menemukan hubungan pribadi dengan Allah, yang saya yakini, hanya melalui pengenalan akan Kristus." -- Billy Graham
    Penginjil Billy Graham benar-benar menerima Kristus saat ia membaca Markus 16:15: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
    Graham telah mengabarkan Injil secara langsung kepada lebih banyak orang daripada yang pernah dilakukan oleh orang lain di sepanjang sejarah -- hampir 215 juta orang di lebih dari 185 negara dan wilayah -- melalui berbagai pertemuan, termasuk Mission World dan Global Mission. Ratusan juta lebih lainnya telah dijangkau melalui televisi, video, film, dan internet.
    Sejak tampil di muka umum dalam suatu kegerakan di Los Angeles (1949), dia telah membawa ratusan ribu orang mengambil keputusan untuk hidup bagi Tuhan -- yang adalah esensi pelayanannya.
    Graham dilahirkan pada 7 November 1918, 4 hari sebelum gencatan senjata mengakhiri Perang Dunia I. Graham dibesarkan di daerah peternakan susu di Charlotte, Carolina Utara. Tumbuh pada masa Depresi, dia tidak hanya menemukan nilai suatu kerja keras dalam peternakan keluarga, tetapi juga meluangkan waktu berjam-jam di loteng gudang jerami untuk membaca berbagai macam topik buku.
    Pada musim gugur 1934, pada usia 16 tahun, Graham membuat komitmen pribadi kepada Kristus melalui pelayanan Mordecai Ham, seorang penginjil keliling, yang mengunjungi Charlotte dalam serangkaian pertemuan kebangunan rohani.
    Ditahbiskan pada 1939 oleh sebuah gereja di Southern Baptist Convention, Graham menerima dasar Alkitab yang kuat di Florida Bible Institute (sekarang Trinity College di Florida). Tahun 1943, ia lulus dari Wheaton College di Illinois dan menikahi teman kuliahnya, Ruth McCue Bell, anak perempuan seorang dokter bedah misionaris, yang telah menghabiskan 17 tahun hidup pertamanya di Tiongkok.
    Setelah lulus kuliah, Graham menjadi pendeta di First Baptist Church di Western Springs, Illinois, sebelum bergabung dengan Youth for Christ, suatu organisasi yang didirikan untuk melayani para pemuda dan tentara selama Perang Dunia II. Dia berkhotbah ke seluruh Amerika dan Eropa setelah masa perang; mencuat menjadi penginjil muda yang populer.
    Pertemuan akbar di Los Angeles pada 1949 mengorbitkan Graham menjadi pembicara internasional yang andal. Pertemuan yang dijadwalkan hanya 3 minggu itu diperpanjang hingga lebih dari 8 minggu, dihadiri peserta yang melebihi kapasitas tenda yang setiap malam didirikan di kota. Setelah itu, banyak pertemuannya yang waktunya juga diperpanjang, termasuk pelayanan di London yang berlangsung selama 12 minggu, dan pertemuan di Madison Square Garden, New York, tahun 1957 yang diadakan tiap malam selama 16 minggu.
    Pada usia 88 tahun, Billy Graham dan pelayanannya terkenal di seluruh dunia. Dia telah berkhotbah di desa-desa terpencil di Afrika dan di jantung kota New York. Mereka yang telah dia layani beragam; dari kepala negara hingga penduduk desa di Australia dan suku-suku pengembara di Afrika dan Timur Tengah. Sejak 1977, Graham telah diberi kesempatan untuk memberikan khotbah misi di setiap negara yang dulunya masuk dalam blok Timur, termasuk bekas Uni Soviet.
    Graham mendirikan Billy Graham Evangelistic Association (BGEA) pada tahun 1950 yang berpusat di Minneapolis, Minnesota, hingga pindah ke Charlotte, Carolina Utara, pada 2003. Dia memimpin pelayanannya melalui BGEA, termasuk:
    1. Siaran program radio mingguan, "Hour of Decision", ke seluruh dunia setiap hari Minggu selama lebih dari 50 tahun;
    2. Acara TV yang khusus menampilkan KKR-KKR Billy Graham and Franklin Graham Festivals yang disiarkan secara rutin lima hingga tujuh kali setiap tahun pada jam tayang utama di sekitar 150 stasiun di seluruh Amerika dan Kanada;
    3. Kolom koran gabungan, "My Answer", yang disusun oleh koran-koran nasional maupun internasional;
    4. Majalah "Desicion", publikasi resmi dari organisasi asosiasinya, yang sirkulasinya lebih dari 600.000 dan tersedia dalam versi bahasa Inggris dan Jerman, dengan edisi khusus dalam huruf Braille dan kaset bagi para tunanetra; dan
    5. "World Wide Pictures" yang telah menghasilkan dan mendistribusikan lebih dari 125 produksi, membuatnya sebagai salah satu produser evangelistis terkemuka di dunia. Film-filmnya telah diterjemahkan ke dalam 38 bahasa dan ditonton oleh lebih dari 250 juta orang di dunia serta dapat ditonton di lembaga pemasyarakatan di seluruh dunia.
    Graham telah menulis 25 buku, banyak di antaranya menjadi buku terlaris. Riwayatnya, "Just As I Am", yang diterbitkan tahun 1997, menerima "mahkota susun tiga" (triple crown), yang muncul secara serentak dalam daftar tiga besar buku terlaris selama seminggu. Dalam riwayat itu, Graham merenungkan hidupnya, termasuk pelayanannya ke seluruh dunia yang sudah lebih dari 60 tahun. Bermula dari kesederhanaannya sebagai anak dari peternak susu sapi di Carolina Utara, dia membagikan bagaimana imannya yang teguh di dalam Kristus terbentuk dan membentuk kariernya.
    Di antara buku-bukunya yang lain, "Approaching Hoofbeats: The Four Horsemen of the Apocalypse" (1983), selama beberapa minggu masuk dalam daftar buku terlaris The New York Times; "How to Be Born Again" (1977) menjadi buku yang paling banyak dicetak pada cetakan pertamanya dalam sejarah penerbitan, dengan 800.000 oplah; "Angels: Gods Secret Agents" (1975) terjual satu juta oplah dalam 90 hari; dan "The Jesus Generation" (1971) terjual 200.000 oplah dalam waktu 2 minggu pertama.
    Gagasan Graham diminati oleh para presiden, dan daya tariknya baik di arena sekuler dan religius dibuktikan oleh banyaknya orang yang menghormatinya, termasuk sejumlah doktor kehormatan dari berbagai institusi di Amerika dan luar negeri.
    Penghargaan yang pernah diterima antara lain adalah "Ronald Reagan Presidential Foundation Freedom Award" (2000) atas kontribusinya dalam mewujudkan perdamaian; "Congressional Gold Medal" (1996); "Templeton Foundation Prize for Progress in Religion" (1982); dan "Big Brother Award" atas usahanya memperjuangkan kesejahteraan anak-anak. Pada tahun 1964, dia menerima penghargaan "Speaker of the Year Award" dan namanya diukir di George Washington Carver Memorial Institute atas kontribusinya dalam menjalin relasi. Dia dikenal oleh Anti-Defamation League dari B'nai B'rith pada 1969 dan National Conference of Christians and Jews pada 1971 atas usaha-usahanya untuk membantu perkembangan pemahaman antaragama yang lebih baik. Pada Desember 2001, dia dianugerahi "Honorary Knight Commander of the Order of the British Empire" (KBE) atas kontribusi internasionalnya terhadap kehidupan warga negara dan agama selama lebih dari 60 tahun.
    Graham secara rutin didaftar oleh organisasi Gallup sebagai salah satu "Ten Most Admired Men in the World" (10 tokoh paling dikagumi di dunia), yang menggambarkannya sebagai tokoh dominan dalam pemilihan itu sejak 1948 -- tampil dalam 48 acara berbeda dan 41 acara berurutan. Dia juga muncul di sampul majalah "Time", "Newsweek", "Life", "U.S. News", dan "World Report", "Parade", dan berbagai majalah lain, serta telah menjadi berita utama di berbagai koran, majalah, dan buku.
    Graham dan istrinya, Ruth, memiliki tiga anak perempuan, dua anak laki-laki, sembilan belas cucu, dan sejumlah buyut. Keluarga Graham membangun rumah di pegunungan di Carolina Utara bagian barat. (t/Ratri)
    Diterjemahkan dari:
    Judul asli artikel:William (Billy) F. Graham: Evangelist and Chairman of the Board
    Penulis:Tidak dicantumkan
    Nama situs:Billy Graham.org
    Alamat URL:http://www.billygraham.org/
    Berikut ada informasi lain tentang sosok Billy Graham yang bisa Anda dapatkan di situs e-Misi. Semoga menambah infomasi Anda.
    Kampanye Billy Graham di Los Angeles 1949

    ==> http://misi.sabda.org/
    Sumber: Bio-Kristi 36

    Jumat, 10 September 2010

    Mike Lazaridis (Pencipta Blackberry yang ternyata mahasiswa drop out)

    VISIONER, inovator. Yang pertama mampu melihat jauh ke masa depan. Yang kedua, bisa menciptakan sesuatu yang diperlukan oleh orang untuk hidup nyaman dalam kondisi di masa depan itu.Dua kata itu menyatu dalam diri lelaki berambut perak bernama Mike Lazaridis. Ia yang sejak kecil maniak mengutak-atik barang elektronik dan tak selesai kuliah di jurusan Teknik Elektro. Dia di-drop out, hanya dua bulan menjelang wisuda di University of Waterloo, Kanada. Ia lebih memilih sibuk mengurusi perusahaan yang ia dirikan sambil kuliah.
    Jejak karyanya sangat mungkin sekarang ada di genggaman Anda. Dialah pencipta telepon pintar bernama BlackBerry, yang merevolusi dan mengubah peta dan masa depan teknologi telepon cerdas.Hingga Juni tahun ini RIM, Researh in Motion – perusahaan yang dibela-belain Mike hingga tak sempat wisuda, yang memproduksi BlackBerry itu - mencatat penjualan lebih dari 100 juta unit.
    Sebelum mengembangkan BlackBerry, pada tahun 1999 RIM bekerja sama dengan RAM Mobile Data dan perusahaan ponsel Ericsson yang lebih dahulu terkenal, mengembangkan Mobitex. Ini adalah perangkat data bergerak yang dirintis oleh Ericsson.Hasilnya? Diluncurkanlah Inter@ctive Pager 950. Agustus tahun 2000 produk ini mulai dipasarkan. Ukurannya kira-kira sebesar sabun mandi. Di pasar ia bersaing dengan SkyTel, produk sejenis – sama-sama pager dua arah - milik Motorola. Produk ini tak berhasil di pasar. Lagi pula era pager lekas sekali jadi kuno.
    Coba, perhatikan nama-nama merek itu: Mobitex, Inter@ctive Pager. Nama-nama yang kini terasa amat norak, bukan? Itu sebabnya, pada tahun 2002, ketika RIM hendak mengembangkan produk baru Mike tak mau sembarangan kasih nama.Produk itu, yang kelak kita gilai sebagai BlackBerry, punya fasilitas push e-mail, bisa menyelancari internet, komunikasi teks dan tentu saja bisa menelepon. Apa nama yang cocok untuk merangkum semua manfaat itu?
    RIM memaki jasa Lexico Branding di California. Sebuah perusahaan konsultan merek. David Placek, si bos Lexicon mula-mula mencari nama yang bisa menonjolkan kemampuan e-mail peranti cerdas baru itu. Mentok. Akhirnya, ditetapkan syarat lain: nama baru itu harus terkesan lebih natural, menghibur dan menyenangkan.”Pokoknya bisa menurunkan tekanan darah,” kata Placek.Salah seorang tim perumus nama itu suatu saat memperhatikan kibor kecil-kecil hitam pada prototipe Blackberry. Di matanya tampak seperti susunan biji semangka. Lalu mulailah ditelusuri nama-nama yang berdasar pada kesan itu, dari strawberry ke melon, sampai nama-nama buah lain.
    Tak ada yang memuaskan sebelum akhirnya sampai pada kata BlackBerry, kata ini enak didengar dan pas pula dengan warna bendanya yang hitam legam.”BlackBerry mudah melekat di ingatan, lebih baik daripada nama-nama seperti ProMail atau MegaMail,” kata Placel. Saya kira, seandainya dua nama ‘lebay’ itu yang dipakai, BlackBerry tak sesukses sekarang.
    BlackBerry kini terjual di 91 negara, bekerja sama dengan 500 operator, dan menguasai 20.8 persen pasar telepon pintar. Hanya kalah dengan Nokia Syimbian OS.Placel pun kini punya rumus manjur tentang merek, belajar dari keberhasilan BlackBerry, ”Kalau produk Anda ingin dapat perhatian, jangan pakai nama yang menjelaskan sesuatu, Anda harus menciptakan konsep baru!” katanya.
    BlackBerry adalah produk yang merebut perhatian. Dengannya pelanggan merasa diistimewakan dan kecanduan. Sampai-sampai Websers New Word Dictionary memilih kata Crackberry menjadi ”Kata Baru Paling Keren tahun 2006”, mengalahkah “netroot” dan “neuroeconomic”. Crackberry merujuk pada pecandu BlackBerry. Crack adalah sinonim dari kokain, yang memang mudah bikin ketergantungan, bukan?
    Tiap unit BlackBerry adalah unik, karena ditandai dengan satu PIN yang dengan kode kombinasi delapan angka dan huruf itu pengguna bisa berkomunikasi lewat teks berkat BlackBerry Mesenger.
    Mike Lazaridis, lahir 14 Maret 1961, di Istambul Turki. Orangtuanya berdarah Yunani. Pada usia lima tahun, ia ikut keluarganya pindah ke Kanada. Mereka menetap di Windsor, Ontario.
    Mike sudah menunjukkan bakat, kepintaran dan ketekunannya sejak kecil. Pada usia 12 tahun, di tahun 1979, dia memenangkan hadiah dari Perpustakaan Umum Windsor karena ia telah membaca semua buku sains koleksi perpustakaan tersebut. Sejak kecil ia candu membaca. Saya tak bisa bayangkan, apa bakatnya seandainya di kota itu tak ada perpustakaan umum yang bagus. Mungkin bakat itu akan tersia-sia.
    Mike beruntung karena orangtua dan lingkungan sekolahnya sangat memungkinkan ia mengembangkan bakat dan minatnya pada elektronika.
    Tahun 1979, ia mulai kuliah di University of Waterloo, Ontario, Kanada. Di sinilah ia mulai merintis RIM. Tahun 1984, semasa masih mahasiswa, Mike ikut lomba tender di perusahaan raksasa otomotif General Motors. Proyeknya adalah merancang sistem display pengontrol jaringan komputer. Dia menang dan dapat hadiah berupa kontrak kerja senilai 500 ribu dolar AS.
    Dengan modal hasil kontrak kerja itu, ditambah pinjaman kecil dari pemerintah Kanada dan berutang pada orangtuanya, Mike bersama temannya Mike Barnstijn, dan Douglas Fregin mulai merintis RIM. Salah satu prestasi perusahaan itu, sebelum BlackBerry adalah berhasil mengembangkan barcode.
    Lihatlah, selalu ada jalan untuk mewujudkan sebuah visi. Yang kita perlukan adalah merumuskan sebuah visi yang kuat, menajamkan visi tersebut, dan terus-menerus berusaha. Itu yang bisa kita pelajari dari Mike Lazaridis dan BlackBerry.
    Sejarah industri di dunia mencatat banyak perusahaan besar, penemu hebat akhirnya bertumbangan. Bagaimana RIM dan BlackBerry bertahan? Fokus dan meningkatkan keunggulan produk. ”Kami punya karyawan 14 ribu orang yang hanya memikirkan satu produk: BlackBerry dan pelayanannya,” kata Mike.
    Ketika krisis ekonomi memaksa orang melacikan ponsel, orang banyak masih menyisakan satu BlackBerry di genggaman. Kenapa? “BlackBerry lima kali lebih efisien, misalnya untuk mengirim dan membalas e-mail, dan kami punya baterei lebih tahan lama,” kata Mike.
    Puaskah Mike dengan pencapaian RIM sejauh ini? Tidak. ”Ini hanya permulaan dari sebuah pasar yang besar. Saat ini ada satu smartphone dari enam telepon di dunia. Ini adalah persentase kecil. 10 tahun lagi, seluruh telepon adalah smartphone,” kata Mike, dan dia ingin BlackBerry menguasai sebanyak-banyaknya, sebanyak yang bisa mereka produksi.
    Saya menulis ini dengan BlackBerry Bold di meja. Ini adalah BlackBerry kedua saya, setelah dulu saya pakai Curve. Beberapa data saya cari lewat Google di BlackBerry browser. Bukan karena tidak krisis, kalau saya masih pakai dua ponsel. Ini semata-mata karena saya memilih operator BlackBerry yang menurut saya murah, dan sementara itu, dengan ponsel yang lain beroperator lain, saya harus menjaga keterhubungan dengan banyak nomor-nomor penting.(batampos)



    sumber :http://www.dinohp.info/2010/09/kisah-sukses-pencipta-handphone.html